REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lebih dari 200 ribu orang di seluruh dunia kini telah meninggal karena virus corona, menurut data Universitas Johns Hopkins. Ada lebih dari 2,8 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi.
Jumlah kematian di AS melebihi 50 ribu orang, ketika orang Amerika mengalami wabah paling mematikan di dunia. Lima negara kini telah melaporkan jumlah kematian di atas 20 ribu meskipun cara kematian dihitung sangat bervariasi, dilansir BBC pada Ahad (26/4).
AS, Italia, dan Spanyol telah menyaksikan jumlah kematian tertinggi yang dilaporkan. Departemen Kesehatan Inggris mengumumkan pada Sabtu (25/4) bahwa lebih dari 20 ribu orang kini meninggal akibat virus corona di rumah sakit Inggris.
Prancis, yang memasukkan kematian di panti jompo dalam statistiknya, mengatakan jumlah korbannya meningkat 369 orang pada Sabtu. Ada 22.614 kematian akibat virus ini di Prancis sejak awal Maret. Tetapi pejabat kesehatan mengatakan tingkat kematian di rumah sakit menurun dan jumlah orang dalam perawatan intensif telah menurun selama 17 hari berturut-turut.
Para ahli statistik telah memperingatkan bahwa jumlah korban jiwa yang dilaporkan mungkin tidak selalu memberikan gambaran lengkap tentang epidemi suatu negara. AS telah melihat kematian virus terbanyak di setiap negara, tetapi juga memiliki populasi yang jauh lebih besar daripada kebanyakan.
Dengan 330 juta orang, populasinya melebihi jumlah total orang yang tinggal di lima negara terbesar di Eropa barat yakni Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol. Banyak negara Eropa telah melaporkan lebih banyak kematian per kepala populasi daripada AS dan Eropa secara keseluruhan telah melaporkan lebih banyak kematian secara keseluruhan.
Tingkat kematian juga tergantung pada siapa yang dihitung. Beberapa negara memasukkan kematian di panti jompo dalam data mereka sehingga memberikan gambaran yang lebih lengkap. Sedangkan yang lain hanya menghitung kematian di rumah sakit di mana Covid-19 telah dikonfirmasi.
Belgia memiliki angka 6.917 kematian dalam populasi 11,4 juta. Lebih dari setengah kematian negara itu terjadi di panti jompo untuk orang tua dan sebagian besar didasarkan pada kasus yang diduga, yang membuat data negara itu terlihat jauh lebih buruk.