Selasa 28 Apr 2020 09:38 WIB

Negara Terdampak Corona Terparah Mulai Longgarkan Lockdown

Italia, Spanyol, dan AS mulai longgarkan lockdown saat Asia memperketat pembatasan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Warga mengenakan masker dalam toko buku di Roma, Italia, Senin (20/4). Italia secara perlahan mulai membuka kebijakan karantina atau lockdown setelah kasus corona menurun.
Foto: EPA-EFE/Angelo Carconi
Warga mengenakan masker dalam toko buku di Roma, Italia, Senin (20/4). Italia secara perlahan mulai membuka kebijakan karantina atau lockdown setelah kasus corona menurun.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sejumlah negara yang terdampak virus corona cukup parah mulai melonggarkan penerapan lockdown secara bertahap. Italia akan membuka kembali aktivitas perekonomian pada 4 Mei, dan Spanyol mengizinkan anak-anak untuk bermain di luar rumah di bawah pengawasan orang tua.

Beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS) telah membuka kembali sejumlah sektor bisnis. Pandemi virus corona dan pemberlakuan lockdown, telah memukul perekonomian AS dan meningkatkan angka pengangguran mencapai 16 persen pada April. Meski pemberlakuan karantina nasional telah dilonggarkan, pemerintah tetap waspada dan meminta warganya untuk mematuhi aturan jaga jarak sosial serta mengenakan masker ketika keluar rumah.

Baca Juga

Sementara itu, di beberapa negara di Asia masih berupaya untuk mencegah penyebaran kasus virus corona dengan menerapkan pembatasan sosial secara masif. Kasus infeksi baru di Singapura dan Jepang meningkat pada April, meski sebelumnya telah berhasil memperlambat penyebaran.

Korea Selatan telah berhasil memitigasi pandemi virus corona dengan melaporkan sekitar 10 kasus per hari dalam sepekan terakhir. Jumlah tersebut menurun drastis dari kasus pada Februari yakni mencapai 1.000 kasus per hari. Korea Selatan secara bertahap juga telah melonggarkan pembatasan sosial.

Di Amerika Latin dan Afrika, jumlah kasus virus corona meningkat lebih cepat ketimbang rata-rata global. Total kasus di Meksiko tumbuh sekitar 7 persen hingga 10 persen sehari dalam sepekan terakhir atau mencapai 13.800. Sedangkan, kasus di Brasil telah melampaui 60.000 pada Ahad.

Buruknya sistem kesehatan dan kurangnya peralatan medis yang memadai menjadi persoalan bagi negara-negara tersebut. Selain itu, lambatnya respons pemerintah terhadap pandemi virus corona kerap menuai kritik dari masyarakat. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement