Rabu 29 Apr 2020 21:07 WIB

Joaquin Phoenix Dukung 'Big Cat Public Safety Act'

'Big Cat Public Safety Act' merupakan UU pelarangan kepemilikan kucing besar.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Aktor Joaquin Phoenix tergerak menandatangani Big Cat Public Safety Act (Foto: Joaquin Phoenix)
Foto: AP
Aktor Joaquin Phoenix tergerak menandatangani Big Cat Public Safety Act (Foto: Joaquin Phoenix)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tayangan Netflix "Tiger King” membuat sejumlah aktor tergerak menandatangani Big Cat Public Safety Act. Diketahui, Big Cat Public Safety Act tersebut melarang kepemilikan pribadi kucing besar, kontak publik langsung, dan interaksi publik yang berbahaya dengan kucing besar seperti cub petting.

Beberapa aktor yang tergerak, antara lain Joaquin Phoenix, Rooney Mara, Glenn Close, Justin Theroux, dan banyak lagi bergabung dengan Animal Defense Defense Fund untuk menandatangani surat terbuka tersebut. Dilansir melalui indiewire, Rabu (29/4), surat itu dibuat direktur film dokumenter 2013 “Blackfish”, Gabriela Cowperthwaite.

Baca Juga

Phoenix berharap, popularitas "Tiger King" dapat meningkatkan visibilitas Big Cat Public Safety Act dan meloloskannya. Phoenix bersama aktor lain meminta kongres untuk meloloskan RUU tersebut.

Surat terbuka yang ditandatangani Phoenix, Mara, dan lebih banyak lagi berbunyi:

"Kami bangga berdiri bersama direktur “Blackfish,” Gabriela Cowperthwaite dan Dana Pertahanan Hukum Hewan untuk mendukung Undang-Undang Keamanan Publik Kucing Besar. Yang mengejutkan, ada ribuan harimau yang hidup di penangkaran di Amerika Serikat daripada yang tersisa di alam liar".

Surat itu menggambarkan beberapa perlakuan buruk terhadap kucing besar, seperti harimau atau singa, di bawah kepemilikan pribadi. Hal ini juga termasuk bagaimana operasi memelihara harimau secara paksa dengan memisahkan bayi yang baru lahir dari induknya.

Big Cat Public Safety Act kurang diperhatikan ketika pertama kali diperkenalkan pada 2019. Namun, sekarang regulasi itu mendapatkan beberapa dukungan selebritas di tengah popularitas film “Tiger King.”

Film nonfiksi itu menceritakan tentang penyelidikan atas penganiayaan paus pembunuh di Sea World, memaksa taman hiburan membuat perubahan kebijakan, dan memperbarui kondisi tamannya. Salah satu kritik besar tentang “Tiger King” adalah bahwa film itu menutupi kesalahan perlakuan yang dihadapi kucing besar. Zookeeper Joe Exotic dalam film itu disebut melakukan kesalahan penanganan kucing besar hingga kurang gizi.

“Film dokumenter bisa menjadi kekuatan untuk perubahan,” kata Cowperthwaite dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement