Sabtu 02 May 2020 07:11 WIB

Cegah PHK, DPD Ajak Buruh dan Pengusaha Perangi Covid-19

Tak sedikit buruh yang harus dirumahkan atau di PHK akibat terdampak covid-19.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Ketua DPD La Nyalla Mattalitti (kedua kanan) didampingi Wakil Ketua DPD Nono Sampono (kedua kiri), Sultan Bachtiar Najamudin (kiri) dan Mahyudin (kanan) saat memimpin Sidang Paripurna Luar Biasa DPD ke-1 di gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Ketua DPD La Nyalla Mattalitti (kedua kanan) didampingi Wakil Ketua DPD Nono Sampono (kedua kiri), Sultan Bachtiar Najamudin (kiri) dan Mahyudin (kanan) saat memimpin Sidang Paripurna Luar Biasa DPD ke-1 di gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan Bachtiar Najamudin mengatakan, jika biasanya Hari Buruh yang sering disebut May Day ada aksi demonstrasi, longmars, dan aksi sosial seperti donor darah, maka tahun ini tak ada lagi. Sebab, menurutnya, saat ini adalah tahun terberat bagi pelaku usaha, juga berimbas pada buruh. 

Akibatnya, Sultan mengakui, tidak sedikit buruh yang harus dirumahkan bahkan kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sementara pengusaha bertahan di tengah pandemi Covid-19 juga sulit dilakukan.

"Ini hal yang sangat sulit. Tidak hanya di Indonesia, diseluruh dunia merasakan pandemi Corona dan merasakan dampak wabah ini. Aktivitas sosial mandeg, ekonomi stagnan yang pada gilirannya gelombang PHK terjadi dimana-mana," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (1/5).

Dikatakan Sultan, hal yang berbeda dalam peringatan hari buruh karena bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Maka di bulan puasa ini, Sultan berharap, semua elemen masyarakat dan kaum buruh bisa mematuhi semua aturan dalam penanganan Covid-19. Sehingga wabah ini cepat selesai dan dapat beraktivitas seperti sedia kala, aktivitas sosial, aktivitas ekonomi seperti sebelum terjadinya pandemi Covid-19. 

"Kita sadar kejadian force majeure ini diluar kendali kita. Sebuah kondisi yang tidak dapat kita elakan dan harus kita hadapi, kita sikapi bersama," tutur Sultan.

Menurut senator dari Bengkulu ini, ekonomi di Indonesia bisa berputar kembali dan gelombang PHK juga bisa cegah. Asalkan, kata dia, seluruh pengusaha, buruh dan semua elemen masyarakat di Indonesia, bersama-sama memerangi wabah Covid-19 ini.

Maka, kata dia, orang yang sudah terjangkit harus segera ditangani, serta mematuhi semua himbauan pemerintah, jaga jarak, dan lain lain. "Semua ini dilakukan agar wabah ini cepat selesai yang pada gilirannya ekonomi bisa berputar lagi," tegas Sultan.

Menurut Sultan, semakin lama masalah Covid-19 ini tidak dapat diatasi maka semakin lama juga ekonomi Indonesia stagnan. Sehingga akan semakin banyak yang akan merasakan dampaknya baik itu rasionalisasi karyawan ataupun usahanya gulung tikar.

Oleh karenanya, Mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini menghimbau, agar perayaan hari buruh sedunia kali ini. Ia mengajak, semua elemen bangsa menyamakan tekad untuk bersama-sama menutup penyebaran virus Covid-19.

"Kalau wabah ini cepat berakhir, kita bisa beraktivitas seperti sedia kala, kita ingin ekonomi kembali bergerak sehingga situasi PHK, usaha gulung tikar dan lain sebagainya tidak akan terjadi lagi," ucap Sultan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement