Sabtu 09 May 2020 03:29 WIB

Cerita Mahasiswa Minang Terjebak Lockdown di Mesir

Ada 301 mahasiswa Minang yang menempuh pendidikan di Mesir.

Red: Indira Rezkisari
Piramida Giza yang kosong saat lockdown karena wabah corona di Mesir. Sejumlah mahasiswa Indonesia asal Minang masih bertahan di Mesir di tengah lockdown.
Foto: AP
Piramida Giza yang kosong saat lockdown karena wabah corona di Mesir. Sejumlah mahasiswa Indonesia asal Minang masih bertahan di Mesir di tengah lockdown.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Partial lockdown atau karantina wilayah secara parsial di Mesir sejak Maret 2020 berdampak ke kehidupan mahasiswa Minang yang kuliah di negara itu. Mesir dengan ibu kota Kairo itu ditutup pada Rabu (25/3) malam ketika pihak yang berwenang menerapkan jam malam untuk mengatasi penyebaran Covid-19.

Di kota yang tidak pernah tidur itu, restoran dan kafe biasanya buka sampai dini hari. Namun, sejak penerapan lockdown pemilik toko menutup jendela dan warga bergegas pulang sebelum dimulainya jam malam yang dimulai 19.00 sampai dengan pukul 06.00 waktu setempat.

Baca Juga

Polisi ditempatkan di jalan-jalan utama untuk menghentikan pelanggar jam malam. Banyak jalanan sudah hampir sepi pada pukul 18.30 malam.

"Sejak lockdown diberlakukan tempat umum, kafe, rumah makan, sarana olah raga, dan beberapa tempat lainnya ditutup di Mesir. Jam malam juga telah diterapkan. Bagi yang melanggar akan dikenakan denda senilai 4.217,42 Pound Mesir atau Rp 4 juta," kata Ketua Kesepakatan Mahasiswa Minang (KMM) Mesir Abdan Syukri, saat dihubungi dari Padang, Jumat (8/5).