Senin 11 May 2020 15:41 WIB

Ekspor Mi Instan Thailand Melonjak Selama Pandemi Covid-19

Ekspor mi instan Thailand tumbuh sebesar 11 persen tahun ke tahun pada kuartal I 2020

Rep: Puti Almas/ Red: Friska Yolandha
Aktivitas restoran di Thailand, Selasa (5/5).
Foto: AP Photo/Gemunu Amarasinghe
Aktivitas restoran di Thailand, Selasa (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Ekspor mi instan Thailand melonjak pada kuartal pertama tahun ini, terutama di Asia Tenggara. Hal ini menurut Departemen Negosiasi Perdagangan juga terjadi secara khusus selama adanya pandemi virus corona jenis baru (Covid-19). 

Menurut direktur jenderal Departemen Negosiasi Perdagangan Auramon Supthaweethum mengatakan pandemi Covid-19 menyebabkan banyak orang harus tinggal di rumah. Karenanya, makanan kering dan instan yang dapat disimpan dalam jangka waktu lama menjadi populer. 

Auramon mengatakan ekspor mi instan Thailand tumbuh sebesar 11 persen tahun ke tahun pada kuartal pertama tahun ini dan nilai ekspor mencapai 57,8 juta dolar AS. Asia Tenggara disebut menjadi pasar terbesar, dengan konsumsi 54,8 persen dari semua ekspor produk. 

Thailand mengekspor mi instan senilai 31,7 juta dolar AS ke negara-negara Asia Tenggara selama periode tersebut. Nilainya meningkat sebanyak 27,3 persen tahun ke tahun. 

Dilansir Bernama, Kamboja adalah pasar Asia Tenggara terbesar, yang menghabiskan setengah ekspor ke wilayah negara itu, diikuti oleh Myanmar, Laos dan Vietnam. Pasar terbesar kedua adalah Belanda, yang membeli 9,2 persen dari seluruh ekspor mie instan Thailand, diikuti oleh Amerika Serikat (6,6 persen), Australia (5,1 persen) dan Prancis (3,1 persen).

Tahun lalu Thailand adalah eksportir mi olahan terbesar ketiga setelah China dan Korea Selatan.

Auramon mengatakan bahwa Asia Tenggara adalah pasar penting untuk produk mie instan dan patut mendapat perhatian serius karena populasinya yang besar. Termasuk dalam 15 negara teratas dalam hal konsumsi mie instan di Asia Tenggara adalah Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Pada 2019, ekspor mi instan Thailand ke negara-negara Asia Tenggara bernilai hingga 119,35 juta dolar AS, meningkat sebanyak 31 persen dibandingkan 2018.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement