Selasa 12 May 2020 11:15 WIB

Cerita Hanung Bramantyo 'Penjarakan' Pemain Miracle In Cell No.7

Cerita Hanung Bramantyo 'Penjarakan' Pemain Miracle In Cell No.7

Rep: viva.co.id/ Red: viva.co.id
Film Miracle In Cell No.7
Film Miracle In Cell No.7

VIVA – Sebelum Syuting Miracle In Cell No.7 para pemain diajak ke penjara oeh sang sutradara, Hanung Bramantyo. Hal itu terkait pendalaman para pemain yang akan sebagian besar pemain akan berperan sebagai narapidana. Para pemain ikut berinteraksi dengan narapidana yang ada di penjara.

Rehearsal dulu, enpat atau lima hari sebelum syuting, di Cikarang penjara besar dan berinteraksi dengan kawan napi di sana. Itu yang buat aktor dapat asupan pengalaman,” kata Hanung saat berbincang secara virtual dengan media, Senin, 11 Mei 2020.

Sebelum menentukan penjara di Cikarang, tim Hanung mendatangi dua penjara lainnya, salah satunya penjara yang diisi para teroris. Jantung Hanung berdebar sebelum masuk ke penjara. Setelahnya, perasaan tersebut menghilang karena apa yang ada di benaknya berbeda dengan kenyataan yang dilihat.

“Ketika masuk ke Cikarang awalnya berdebar-debar, ketika masuk ke sana, penjaranya warna-warni, bersih, ya kita jadi takutnya syuting di situ,” ujar Hanung.

Miracle In Cell No.7 dibuat ulang dari film box office di Korea Selatan. Selain Indonesia, Turki, Philipina dan India sudah membuat ulang film tersebut.

Baca juga: Tora Sudiro: Mawar de Jongh Mainnya Dahsyat

Film ini menghabiskan syutingnya sebagian besar di dalam sel dan lingkunkan penjara. Guna menciptakan lingkungan penjara yang dinginkan, Hanung membuat sel dan lingkungan penjaranya sendiri. Penjara yang dibangun Hanung juga bukan penjara yang menyeramkan mengingat nantinya akan jadi ‘tempat bermain’ bagi salah satu karakter.

“Sel segala macam kita create dengan warna kita,” ucap Hanung.

Miracle In Cell No.7 dibintangi oleh Vino Bastian dan Bryan Domani, Mawar De Jongh, Graciella Abigail, Indro Warkop, Tora Sudiro, Deni Sumargo, Rigen dan Indra Jegel. Melalui deretan pemain ini, Hanung berusaha menghadirkan film yang tidak jauh berbeda dengan veri Korea Selatan namun tetap memiliki unsur Indonesia.

“Kekuatan ketika menyebut Miracle In Cell No.7  yang kebayang adalah sedihnya, kalau jadi enggak sedih penonton malah, ‘gimana sih?’ Feel-nya apa, penonton ketika menonton dapet apa, baru selebihnya kita adaptasikan ke Indonesia,” ujar Hanung Bramantyo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan viva.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab viva.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement