Kamis 14 May 2020 13:42 WIB

Daya Beli Warga Jakarta Disebut Menurun

Inspeksi juga mengecek apakah ada daging babi yang beredar di pasar.

Red: Bilal Ramadhan
Seorang penjahit mengoperasikan ponselnya pada lapaknya di Metro Atom, Pasar Baru, Jakarta, Minggu (3/5/2020). Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah menyiapkan progran stimulus ekonomi bagi pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID-19 bukan hanya bagi hanya usaha kecil, menengah dan besar saja tapi juga usaha mikro dan ultra mikro agar masyarakat tetap sejahtera.
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Seorang penjahit mengoperasikan ponselnya pada lapaknya di Metro Atom, Pasar Baru, Jakarta, Minggu (3/5/2020). Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah menyiapkan progran stimulus ekonomi bagi pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID-19 bukan hanya bagi hanya usaha kecil, menengah dan besar saja tapi juga usaha mikro dan ultra mikro agar masyarakat tetap sejahtera.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Pusat bersama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta menyebutkan minat beli masyarakat saat ini menurun. Hal ini menyusul inspeksi mendadak di Pasar Johar Baru untuk mengecek persediaan pangan di pekan ketiga Bulan Ramadhan 1441 H.

"Hasil dari pantauan alhamdulillah semuanya berjalan lancar, barang cukup, harga kenaikan juga tidak banyak seperti ayam kenaikan Rp 2.000-Rp 3.000, cabai rawit merah yang sedikit agak tinggi dari Rp 25 ribu sekarang Rp 30 ribu. Tapi stoknya ada, dan ini mungkin daya beli masyarakat menurun tidak seperti sebelum COVID-19," kata Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi ditemui di Pasar Johar Baru, Kamis (14/5).

Selain pengecekan harga kebutuhan masyarakat di Pasar Johar Baru, dilakukan juga pengambilan sampel daging untuk dicek kontaminasi dan layak konsumsi di laboratorium Dinas KPKP DKI Jakarta.

Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Darjamunis mengatakan pengecekan sampel juga dilakukan untuk mencegah terjadinya pengoplosan daging. "Hari ini kita turun lebih lengkap, ingin mengantisipasi kasus seperti di Bandung. Karena ada daging babi dibuat sedemikian rupa menyerupai daging sapi. Tapi Alhamdulillah Jakarta Pusat, sembilan pasar yang kita cek tidak ada dan semua layak dikonsumsi," kata Darjamunis.