Ahad 17 May 2020 08:32 WIB

Survei: Penghimpunan Laz Menurun Akibat Covid-19

Penurunan donasi akibat tekanan pendapatan para donatur.

Rep: Muhyiddin/ Red: Fuji Pratiwi
Seseorang memindai QR Barcode untuk pembayaran zakat, infak, dan sedekah secara nontunai (ilustrasi).  Melalui surveinya, Institute For Demographic and Poverty Studies (Ideas) mendapati penghimpunan dana di lembaga zakat menurun drastis di tengah pandemi Covid-19.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Seseorang memindai QR Barcode untuk pembayaran zakat, infak, dan sedekah secara nontunai (ilustrasi). Melalui surveinya, Institute For Demographic and Poverty Studies (Ideas) mendapati penghimpunan dana di lembaga zakat menurun drastis di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute For Demographic and Poverty Studies (Ideas) melakukan survei yang bertajuk ‘Dampak Covid 19 Terhadap Penghimpunan Donasi di Lembaga Filantropi dan Zakat’. Hasil survei menunjukkan, penghimpunan dana di lembaga filantropi dan lembaga zakat menurun drastis di tengah pandemi Covid-19. 

Peneliti Ideas, Ahsin Aligori menjelaskan, dari survei ini Ideas menemukan fakta pandemi Covid 19 berdampak pada menurunnya penghimpunan lembaga secara drastis pada kisaran 20-50 persen. "Ramadhan yang biasanya terjadi puncak penghimpunan, tapi pada tahun ini terjadi sebaliknya," kata Ahsin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (16/05). 

Baca Juga

Ahsin melihat ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut. Pertama, terjadinya gejala resesi ekonomi yang membuat menurunnya donatur berdonasi dan ini diprediksi akan terjadi sepanjang pandemi.  

"Sebelumnya rata-rata donatur berdonasi sekitar Rp 100 ribu, pada saat ini sekitar Rp 70 ribu-Rp 80 ribu. Profil donatur di masing-masing Lembaga 70 persen adalah donatur kelas menengah sebagai pekerja, karyawan perusahaan, dan pebisnis," ungkap Ahsin.

Rata-rata pertumbuhan penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (zis) dari 2002-2019 sebesar 36,2 persen dengan tingkat pertumbuhan Indeks Produksi Industri (IPI) rata-rata 4.0 persen per tahun. Jika saat Covid-19 nilai IPI mengalami penurunan -0,8 persen, diprediksi berdasarkan hasil simulasi, hal ini berdampak pada penurunan penghimpunan zis sebesar -43 persen. 

Sebab kedua, yaitu berkurangnya donatur karena terdampak PHK dan sangat kecil kemungkinan mereka akan berdonasi kembali. Menurut Ahsin, studi ini mendapati sekitar 32 persen donatur tidak bisa berdonasi dan 60 persen donatur lebih memilih berdonasi di sekitar lingkungan mereka sendiri.

Ketiga, menurunnya transaksi donasi secara langsung (offline) karena diberlakukan PSBB dan physical distancing. Keempat, walaupun seluruh program kampanye Covid-19 beralih ke online, tetapi masih ada kekurangan di mana bagi lembaga yang memiliki kanal media sosial dan kurang online exposure maka kurang mendapatkan tanggapan dari publik secara online pula.

Kelima, menurunnya donasi khusus program Covid-19 karena semakin banyaknya lembaga filantropi, organisasi masyarakat, media bermunculan membuka kanal donasi yang sama untuk Covid-19. 

"Walaupun terjadi penurunan penghimpunan lembaga sosial berkeyakinan bisa survive di tengah pandemi ini," kata Ahsin.

Hal ini terlihat dari 87 persen responden yang mengatakan mereka masih optimis bahwa lembaga mereka tetap bertahan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement