Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Miliarder Warren Buffett masih terus menjual sahamnya akibat virus corona (COVID-19). Ia mengaku menyesal bertaruh pada industri penerbangan di awal bulan ini. Yang terakhir terjadi pada Berkshire Hathaway, perusahaan investasi milik Warren Buffett.
Dilansir Forbes di Jakarta, Rabu (20/5/2020) Buffett memang cukup tenang selama terjadi penurunan pasar akibat pandemi corona. Meski demikian, ia memangkas kepemilikannya di Berkshire, mayoritas perbankan dan maskapai penerbangan, serta menumbuhkan tumpukan kasnya menjadi USD 137 miliar.
Baca Juga: Rugi Rp756 Triliun Akibat Corona, Miliarder Ini Berharap Ekonomi AS Bangkit Lewat Keajaiban!
Bahkan baru-baru ini, ia mengobral 84 persen sahamnya di Goldman Sachs, yang sempat ia investasikan sebesar USD 5 miliar selama krisis keuangan 2008.
Penjualan itu dilakukan lantaran saham di Goldman anjlok lebih dari 30 persen pada kuartal pertama 2020. Nilai investasinya yang tersisa saat ini berkisar USD 330 juta.
Tak hanya itu, Buffet juga telah memotong investasinya di JPMorgan Chase & Co sebesar 3 persen pada triwulan pertama tahun ini. Dia juga keluar dari kepemilikan perusahaan asuransi raksasa Travelers, serta perusahaan energi Phillips 66.
Masih belum puas, Buffett turut memotong investasinya pada Amazon sebesar 0,7 persen. Melalui Berkshire Hathaway, mereka sempat melaporkan adanya kerugian bersih besar-besaran hampir USD 50 miliar di kuartal pertama tahun ini. Perusahaan menjual USD 6,5 miliar sahamnya pada April 2020 dan hanya membeli USD 426 juta selama periode itu.
Lalu, Buffet juga memotong kepemilikan sahamnya pada 4 perusahaan maskapai terbesar di Negeri Paman Sam, yakni United, American, Capital Southwest Corporation (CSWC), dan Delta Airlines. Secara kumulatif, total ia telah menjual sahamnya di penerbangan sebesar USD 4 miliar.