Senin 25 May 2020 10:23 WIB

IDI: Waspadai Potensi Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Lebaran

IDI mengingatkan untuk mewaspadai kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 pasca lebaran.

Rep: Febryan. A/ Red: Bayu Hermawan
Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 usai Hari Raya Idul Fitri. Hal itu bisa terjadi sebab, masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan selama merayakan Lebaran.

"Kita masih lihat masyarakat yang ritualnya lebih didahulukan daripada apa yang sudah dihimbau pemerintah. Kondisi seperti ini bakal mempersulit dan memperlama kita dalam mengatasi virus ini," kata Wakil Ketua Umum PB IDI dr. Adib Khumaidi kepada Republika.co.id, Senin (25/5).

Baca Juga

Adib menjelaskan, perayaan lebaran tanpa mengikuti protokol kesehatan akan memunculkan klaster baru kasus Covid-19 dan tentu peningkatan kasus baru. Ia juga mengingatkan potensi lonjakan kasus di Jakarta karena arus balik pemudik dari daerah. Padahal dalam beberapa waktu terakhir sudah terjadi penurunan angka penularan di ibu kota.

"Jakarta sebenarnya sudah bagus ini karena angka reproduksi (R) sudah sekitar 1,1 atau di atas satu sedikitlah. Artinya penambahan kasus baru di Jakarta sudah menurun. Tapi itu harus dievaluasi lagi saat lebaran dan pasca-Lebaran di mana kita akan menghadapi arus balik mudik," ujarnya.

Adib pun mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mewajibkan masyarakat untuk mengantongi Surat Izin Keluar-Masuk (SKIM) jika ingin datang ke ibu kota. Ia juga berharap agar pemerintah daerah tempat asal pemudik untuk melakukan hal serupa, sehingga arus balik bisa diredam. 

Kendati demikian, Adib meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi sesuai lebaran. Mengingat masa inkubasi virus corona sekitar dua pekan, kata dia, maka setidaknya dua pekan setelah Lebaran sudah harus ada hasil evaluasinya. Sehingga bisa disusun kebijakan lebih lanjut.

Sebaliknya, ia juga mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Sebab, kunci memutus mata rantai penularan Covid-19 ada pada masyarakat itu sendiri. Hingga Ahad (24/5) atau hari pertama Lebaran, kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 22.271. Sebanyak 1.372 di antaranya meninggal dunia dan 5.402 berhasil sembuh.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement