REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Negara yang sudah mengalami penurunan kasus diingatkan agar tidak terlalu cepat melonggarkan karantina wilayah. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pelonggaran berpotensi menimbulkan "puncak kedua" infeksi Covid-19.
Kepala kedaruratan WHO, dr Mike Ryan mengatakan, epidemi sering datang dalam beberapa gelombang. Artinya, wabah Covid-19 bisa kembali lagi akhir tahun ini di tempat-tempat di mana gelombang pertama telah mereda. Kemungkinan peningkatan infeksi juga bisa terjadi, jika langkah-langkah untuk menyetop laju gelombang pertama diputus terlalu cepat.
"Setelah gelombang pertama wabah, virus dengan sendirinya akan muncul kembali beberapa bulan kemudian. Dan itu mungkin bisa terjadi di banyak negara dalam waktu beberapa bulan ke depan," kata Ryan.
Menurut Ryan, juga harus menyadari fakta bahwa penyakit ini dapat melonjak kapan saja. Tidak ada yang bisa memprediksi.
"Kita juga tidak dapat membuat asumsi jika sekarang infeksi menurun, maka akan mendapatkan gelombang kedua dalam beberapa bulan ke depan. Kita mungkin mendapatkan puncak kedua dalam gelombang ini," ujar Ryan seperti dilansir NBC News, Selasa (26/5).
Menurut Ryan, negara-negara di Eropa dan Amerika Utara harus terus menempatkan protokol kesehatan masyarakat yang ketat, menjaga jarak, langkah pengawasan, pengujian dan strategi yang komprehensif untuk memastikan gelombang kedua tidak datang dalam waktu dekat.
Banyak negara Eropa dan negara-negara bagian AS telah mengambil langkah-langkah dalam beberapa pekan terakhir untuk melonggarkan kebijakan karantina karena menyebabkan kelumpuhan ekonomi.