Rabu 27 May 2020 18:27 WIB

FBI Usut Kematian Pria Kulit Hitam Saat Disergap Polisi AS

Pria kulit hitam George Flyod meninggal saat disergap polisi AS dengan kekerasan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Markas besar FBI di Washington DC, Amerika Serikat
Foto: VOA Chinese Wang Nan
Markas besar FBI di Washington DC, Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, MINNEAPOLIS -- Biro Tindak Pidana Kriminal Minnesota (BCA) mengatakan pihaknya menyelidiki keadaan sekitar insiden tempat di mana terakhir kalinya pria kulit hitam George Flyod disergap polisi hingga meninggal.

BCA menambahkan, bahwa pihaknya telah berbagi informasi dengan FBI, yang sedang melakukan penyelidikan hak-hak sipil federal terpisah atas permintaan Departemen Kepolisian Minneapolis. Kepala Kepolisian Minneapolis, Medaria Arradondo mengatakan dia meminta keterlibatan FBI setelah menerima informasi tambahan dari sumber komunitas. Namun, dia tidak merinci informasi tersebut.

Baca Juga

Arrandodo mengatakan, empat polisi yang terlibat dalam insiden kematian warga kulit hitam, George Floyd telah dipecat. Wali Kota Minneapolis Jacob Frey juga membenarkan pemecatan keempat polisi itu dan menyebutnya bahwa pemecatan itu adalah keputusan yang tepat untuk kotanya.

Dalam sebuah pernyataan sebelumnya, Departemen Kepolisian Minneapolis mengatakan para petugasnya menanggapi sebuah laporan pemalsuan yang sedang berlangsung. "Setelah (tersangka) keluar (dari mobilnya), dia melawan petugas secara fisik. Petugas memborgol tersangka yang tampak menderita tekanan medis," kata pernyataan kepolisian dilansir Alajazirah, Rabu (27/5).

Dia kemudian dipindahkan ke pusat medis terdekat. Namun nahas, dia meninggal beberapa saat kemudian.

Petugas polisi yang terlibat dalam insiden itu menggunakan kamera yang dipasang di tubuh petugas. Namun, rekaman belum tersedia untuk umum.

Anggota masyarakat dan para pemimpin telah menyatakan kemarahan atas insiden itu. Mereka membandingkan kasus ini dengan Eric Garner, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal pada 2014 setelah mengalami kejadian serupa serupa oleh polisi Kota New York. Garner sempat menyatakan "Saya tidak bisa bernapas" saat ditangkap. Insiden itu memicu protes nasional.

"Kami semua menyaksikan kematian mengerikan George Floyd di video ketika para saksi memohon kepada petugas polisi untuk membawanya ke mobil polisi dan melepaskan lehernya," ujar Crump, pengacara Floyd, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Penggunaan kekerasan yang berlebihan, dan tidak manusiawi ini mengambil nyawa seorang pria yang ditahan oleh polisi karena mempertanyakan tuduhan tanpa kekerasan," katanya. "Berapa banyak kematian 'orang kulit hitam' yang diperlukan sampai profil rasial dan meremehkan nyawa orang kulit hitam oleh polisi akhirnya berakhir?," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement