REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama Islam mengajarkan agar umat manusia memiliki adab. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adab adalah kehalusan dan kebaikan budi pekerti, kesopanan serta akhlak.
Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayat al Hidayah menjelaskan tentang 17 adab orang alim atau adab seorang guru. Menurutnya, orang alim atau guru harus menjaga adab tersebut.
Adab-adab tersebut yakni banyak bersabar menanggung kesusahan, tidak mudah marah, duduk dengan haibah (berwibawa tenang) serta menundukkan kepala, dan tidak sombong kepada semua hamba Allah SWT kecuali kepada orang zalim sebagai bentuk penolakan pada kezalimannya.
Memilih tawadhu yakni merendahkan diri di depan publik dan majelis, meninggalkan kebiasaan bergurau serta bermain-main, menyayangi murid serta lemah lembut terhadap yang kurang pandai, dan membimbing murid yang bodoh.
Tidak memarahi murid yang bodoh, tidak malu mengakui dirinya tidak tahu terhadap persoalan yang benar tidak diketahuinya, memberi perhatian kepada murid yang bertanya serta mencoba memahami dengan baik, dan menerima hujjah atau dalil yang dihadapkan kepadanya.
Tunduk pada kebenaran serta kembali pada kebenaran ketika melakukan kesalahan, melarang murid mempelajari ilmu yang mungkin mengandung kemudharatan, dan melarang murid berpaling dari Allah dengan ilmunya. Melarang murid menuntut ilmu yang fardu kifayah sebelum selesai menuntut ilmu yang fardu ain. Ilmu yang fardu ain itu terkait dengan membuat baik lahir dan batin dengan ketakwaan.
Memperbaiki diri sendiri dengan takwa sebelum menyuruh orang lain bertakwa. Supaya muridnya dapat mencontoh gurunya yang bertakwa dan dapat mengambil manfaat ilmu dari gurunya.