Senin 01 Jun 2020 08:14 WIB

Rasulullah Bermunajat untuk Umat dalam Sholat, Ini Doanya

Rasulullah SAW mendoakan umatnya ketika sholat malam.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW mendoakan umatnya ketika sholat malam agar bebas dari azab. Ilustrasi kaligrafi Muhammad.
Foto: wikipedia
Rasulullah SAW mendoakan umatnya ketika sholat malam agar bebas dari azab. Ilustrasi kaligrafi Muhammad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setiap malam dalam sholatnya, Nabi Muhammad tidak berhenti berdoa kepada Allah SWT agar memberikan ampunan pembebasan azab untuk umatnya.  

Hal ini antara lain sebagaimana dikuatkan wayat yang masyhur termasuk riwayat Imam Ahmad dan juga dalam Mushannaf Ibn Abi Syaibah: 

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ  قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى أَصْبَحَ يَتْلُو آيَةً وَاحِدَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ بِهَا يَرْكَعُ وَبِهَا يَسْجُدُ وَبِهَا يَدْعُو إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ

Beliau (Abu Dzar) RA mengatakan "Aku mendengar Nabi SAW satu malam dalam sholatnya, beliau membaca dan mengulang-ulang firman Allah di setiap ruku dan sujudnya. Doa Nabi SAW untuk umatnya diabadikan dalam surat Al Maidah ayat 118 yang artinya. 

"Jika engkau mengazab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya memang Engkau maha pengampun lagi maha bijaksana." 

Bahkan kata, Ustadz Ahmad Sarwat Lc, MA dalam bukunya "Manusia yang Tidak Seperti Manusia" mengatakan, Nabi SAW selalu menagih janji kepada Allah untuk umatnya. Bagitu sayangnya Nabi SAW. kepada umatnya, beliau tak pernah ridha umatnya untuk mendapatkan azab. 

Dalam riwayat lain, yang direkam banyak ulama hadits, di antara Imam Ibn Khuzaimah, Imam At Thabarani dan juga Imam Abi Daud, juga Imam Al

Baihaqi, bahwasanya Nabi SAW ketika terjadi gerhana Matahari, beliau sebagaimanya syariat sholat gerhana, beliau  melakukan sholat dengan berdiri dan rukuk yang panjang.  

"Lalu di akhir sujud sholatnya, beliau menghela nafas dan menghembuskannya cukup kencang seperti menahan nangis. Lalu beliau mengatakan. Ya Allah, bukankah Engkau telah berjanji, bahwa Engkau tidak akan menurunkan azab kepada umatku selama aku berada bersama mereka. Dan Engkau tidak juga menurunkan adzab selama mereka memohon ampun? Lalu beliau bangun selesai dari sholatnya, matahari pun sudah kembali terang terbebas dari gerhananya. (HR Al Baihaqi). 

Menurutnya, yang paling istimewa dari kecintaan Nabi Muhammad SAW kepada kita ada safaatnya yang dapat membebaskan kita dari hukuman yang pedih diakhirat.

Dalam Kitabnya Tijan Durari (hal. 55), Imam Nawawi Banten; ulama Nusantara kita mengatakan bahwa salah satu keyakinan yang harus diyakini dalam diri setiap seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan Rasulullah adalah keyakinan bahwa nanti di hari kiamat, akan ada syafaat Nabi  yang diberikan untuk umatnya. 

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam al-Bukhari, Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ يَدْعُوهَا. فَأُرِيدُ أَنْ أَخْتَبِئ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لأِمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ"

”Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab, yang mereka memanfaatkan itu. Dan aku sembunyikan doa ku itu sebagai syafaat untuk umatku nanti di akhirat.” (HR Al Bukhari).

Dalam hadits sahih lain yang panjang redaksinya, Nabi menceritakan tentang bagaimana keadaan umat manusia di akhirat nanti; ketika Allah mengumpulkan mereka dalam satu lapang luas, yang mana keadaan manusia sangat menyedihkan.

Ketika Allah mengumpulkan seluruh manusia di tempat yang sama di hari kiamat. Keadaan sangat mengerikan dan panas. Dan Allah tidak memberikan uacapan sepatah kata pun. Keadaan makin mencekam sehingga semua ingin sekali pergi dari sana, walaupun ke neraka. Kemudian salah seorang di antara mekreka berkata, “Ayo, kita datangi saja Nabi Adam, minta tolong. Beliau adalah bapak kita.”  

Akhirnya merekapun datang menemui Nabi Adam dan menjawab “Aku tidak mungkin bisa. Aku sudah melakukan kesalahan yang membuatku dikeluarkan dari surga. Dan tidak ada yang aku pentingkan di sini kecuali diriku sendiri. Datanglah kepada Nuh. Beliau adalah rasul pertama di muka bumi”. Akhirnya merekapun datang menemui Nabi Nuh, dan meminta permohonan yang sama seperti sebelumnya untuk meringankan kesusahan mereka di akhirat. Nabi Nuh juga menjawab seperti halnya nabi Adam dan menyarankannya kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ibrahim juga menyarankan kepada Nabi Isya. 

Merekapun berbondong-bondong datang menemui Nabi Isa AS dan memohon sebagaimana permohonan sebelumnya. Dan Nabi Isa pun menjawab, "Aku tidak mungkin bisa melakukan itu. Ketika di dunia justru aku dan ibuku dijadikan tuhan. Akan tetapi, tahukah kalian bahwa jika ada harta yang terletak di dalam wadah, dan wadahnya itu mempunyai penutup, mungkinkah herta itu bisa diambil jika penutupnya belum dibuka? Orang-orang mengatakan: “tidak!” Nabi Isa meneruskan, ‘Sesungguhnya Muhammad SAW telah hadir di tengah-tengah kalian hari ini, dan dia sudah diampuni dosanya yang lalu dan juga yang akan datang.” 

Akhirnya orang-orang bersamaan datang menemui Nabi Muhammad SAW meminta bentuan untuk diselamatkan di pengadilan Allah SWT. Akhirnya Nabi Muhammad mengatakan, “Akulah yang mampu memberi syafaat. Akulah yang mampu memberi syafaat itu.”  

Nabi Muhammad SAW pun sujud sebagaimana sujudnya sholat sambil meminta izin kepada Allah untuk memberikan syafaat kepada umatnya. Akhinya beliau pun diizinkan. Lalu Allah mengatakan kepada Nabi Muhammad yang sedang sujud. "Angkatlah kepalamu, katakakanlah pasti kau didengar. Dan mnitalah kau akan diberi. Dan berikanlah syafaat, kau akan diberikan syafaat itu.” (HR Shaikhan

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement