REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur melacak penularan COVID-19 saat acara pelantikan kepala dan pengawas sekolah menengah atas (SMA) setelah salah seorang kepala sekolah asal Pacitan terkonfirmasi positif virus corona jenis baru tersebut.
"Kami masih menelusuri apakah terpapar saat pelantikan atau di rumah. Sebab, tempat tinggalnya juga berada di zona merah COVID-19," ujar Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi di Surabaya, Rabu (3/6).
Sebelumnya, pada 20 Mei 2020 diselenggarakan pelantikan kepala dan pengawas SMA di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Jawa Timur di Surabaya. Menurut dia, kepala sekolah tersebut memang sudah lama menderita diabetes, sakit tenggorokan dan darah rendah sehingga sering kali keluar masuk rumah sakit.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim itu menegaskan, saat pelantikan di kantor BKD juga telah dilakukan protokol kesehatan secara ketat. Setiap peserta pelantikan dicek suhu dan diberi cairan pembersih tangan sebelum acara dimulai, termasuk jaga jarak dan fisik.
"Pelantikan berjalan sangat singkat hanya sekitar 30 menit. Lalu, sempat sisa beberapa menit ada beberapa yang meluapkan kegembiraan dan sepertinya ada yang melepaskan masker," ucapnya.
Sementara itu, dari informasi beredar, ada peserta pelantikan meninggal dunia berasal dari Mojokerto dengan KTP Jombang dan sudah dimakamkan di Jombang. Kemudian, satu lagi peserta sedang dirawat di RSUD Kota Mojokerto
"Satu pengawas sakit dan meninggal. Di rumah sakit, pengawas tersebut didiagnosis sakit lambung akut, mengalami maag kronis dan cukup lama diderita, paru-parunya ada flek. Setelah dilakukan tes cepat hasilnya negatif. Hasil swab juga negatif. Jadi dipastikan meninggal bukan karena corona," tuturnya.
Pihaknya juga telah memerintahkan semua peserta pelantikan untuk melakukan tes cepat COVID-19. "Semua yang ikut pelatikan wajib melaksanakan tes cepat dilaksanakan mulai kemarin sampai hari ini. Dari data yang masuk sekitar 70 persen hasilnya negatif. Semoga semuanya negatif," tuturnya.
Mengenai adanya kegiatan berkumpul meskipun sedang terjadi pandemik COVID-19, Wahid mengatakan semua kegiatan berkumpul telah dilakukan berdasarkan protokol kesehatan yang sangat ketat.