Sabtu 06 Jun 2020 01:20 WIB

Wabah Covid-19, KSP Karya Peduli Bidik Pembiayaan Kesehatan

Saat ini, KSP Karya Peduli sudah memiliki 30 anggota.

Rep: Fitrianto/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Karya Peduli, Donny Pur
Foto: Istimewa
Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Karya Peduli, Donny Pur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketidakpastian kapan wabah corona akan berakhir membuat Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Karya Peduli kini tengah mengambil langkah baru guna mengekspansi bisnisnya. Melihat peluang di sektor kesehatan sangat tinggi, koperasi yang awalnya mengurus  pembiayaan keberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ini  berniat membidik pembiayaan proyek di bidang kesehatan.

Ketua KSP Karya Peduli, Donny Pur mengatakan bahwa di situasi sulit saat ini, koperasi dituntut melakukan inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. “Kita belum tahu kapan wabah corona berakhir dan kita melihat trennya ke kesehatan. Karena itu, di 2021, kami akan bekerjasama dengan beberapa perbankan serta lembaga internasional untuk menggarap proyek yang khusus berhubungan dengan kesehatan seperti pembangunan rumah sakit, klinik, farmasi, pengadaan masker dan lainnya,” ujar Donny dalam rilisnya, Jumat (6/7).

Donny pun menjelaskan bahwa pembiayaan kesehatan ini bukanlah pinjaman proyek. Pihaknya menyiapkan dana untuk take over. Misalnya, perusahaan pinjam ke bank A lalu ingin pindah ke bank B. Maka akan disiapkan dana talangan.

Dana wajib korporasi, bukan pribadi ,” ujar pria yang juga merupakan pengusaha dan direktur di beberapa hotel bintang lima ternama ini.

Koperasi yang berkantor di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini kini memiliki anggota sekitar 30 ribu orang. Sejak 2011, koperasi bekerja sama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja (BNP2TKI) untuk menyalurkan pembiayaan keberangkatan TKI.

Saat itu, KSP Karya Peduli bisa dikatakan sebagai market leader lantaran hanya ada sekitar 6 koperasi dan 1 Bank Perkreditan Rakyat. Mereka pun memberangkat TKI ke 3 negara yakni Hong Kong, Thailand dan Singapura.

“Sejak 2011 hingga 2015, kami sudah memberangkat lebih dari 30 ribu member dengan penyaluran dana sekitar Rp 3,2 triliun ,” ujar Harris Suryo Wibisono selaku Ketua Pengawas KSP Karya Peduli.

KSP Karya Peduli memang dapat dikatakan sebagai pionir pembiayaan TKI di Indonesia. Tanpa jaminan sama sekali, calon TKI bisa mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 17 juta per orang dengan catatan terdaftar secara resmi di BNP2TKI.

Di saat lembaga pembiayaan lain atau perbankan tidak berani masuk ke market ini lantaran takut kredit macet, KSP Karya Peduli justru masuk ke ceruk ini sejak lama. Namun pada 2015, peran KSP Karya Peduli tergeser lantaran BNP2TKI akhirnya mengganti koperasi simpan pinjam, BPR dan bank umum dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Akhirnya sejak 2016, KSP Karya Peduli pun mengalihkan bisnisnya ke pembiayaan proyek properti hingga 2019. Dari yang awalnya menggunakan dana internal, kini KSP Karya Peduli pun sudah menjalin kerja sama dengan bank dan juga perusahaan pembiayaan lainya seperti Bank Negara Indonesia, Infomedia Solusi Humanika  (IT Based Company), Afavoer Inc (Finance Taiwan), Jiang Feng Management Adviser (Finance Taiwan), Ta Chong Bank (Bank Nasional Taiwan).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement