REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala Pengembangan Sepak Bola Kick It Out, Troy Townsend menyebut sepak bola Inggris lemah dalam melawan rasialisme. Sejumlah badan sepak bola Inggris seperti Liga Premier, Asosiasi Pemain Sepak Bola Inggris, dan Asosiasi Manajer Liga tidak memiliki kinerja bagus untuk merespons insiden rasialisme.
Dia mengeklaim, harus ada langkah-langkah tegas yang diambil untuk memastikan sepak bola bisa berkontribusi pada perubahan sosial.
"Tidak ada dari kami yang berkinerja baik jika masih ada insiden," kata Townsend dilansir dari laman Sky Sports, Rabu (10/6).
Townsend mencontohkan federasi dan asosiasi bergerak cepat ketika pemain Inggris mengalami insiden rasialisme di Bulgaria dan Montenegro. Namun ketika di Inggris, tidak ada aturan atau tindakan berarti ketika pemain mengalami diskriminasi rasialisme.
"Ketika kembali ke negara kita, kita tidak berurusan dengan cara kita menekankan itu seperti ketika menangani kejadian di luar negeri. Kita semua berkinerja buruk," katanya.
Townsend telah menghabiskan satu dekade untuk mengampanyekan kesetaraan dan inklusivitas dalam sepak bola. Termasuk sorotannya soal isu rasial di Inggris setelah banyaknya demonstrasi Black Live Matters akhir-akhir ini.
Townsend pun menantang elemen sepak bola Inggris membuktikan bahwa mereka memerangi diskriminasi rasial ketika Liga Premier kembali digelar pada 17 Juni mendatang. Dia ingin memastikan pertarungan melawan rasisme ada dalam agenda Liga Primer Inggris.
"Liga Primer akan kembali pekan depan, apakah kita akan membahas diskusi ini atau hanya akan bersyukur bahwa kompetisi akan kembali untuk mengalihkan fokus?" kata Townsend.