Kamis 11 Jun 2020 10:40 WIB

Adik George Floyd Beri Kesaksian di Hadapan Kongres AS

Adik George Floyd menungkapkan rasa sakitnya dan meminta rasisme diakhiri.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Peti jenazah yang membawa jasad George Floyd tiba dengan kereta kuda di Houston Memorial Gardens untuk pemakamannya di Pearland, Texas, AS, Selasa (9/6). Video CCTV yang diposting online pada 25 Mei, memperlihatkan George Floyd (46) memohon kepada petugas yang menangkapnya bahwa dia tidak bisa bernapas saat seorang petugas berlutut di lehernya. Pria kulit hitam tak bersenjata itu kemudian meninggal dalam tahanan polisi dan keempat petugas yang terlibat dalam penangkapan itu telah didakwa dan ditangkap.
Foto: EPA-EFE/AARON M. SPRECHER
Peti jenazah yang membawa jasad George Floyd tiba dengan kereta kuda di Houston Memorial Gardens untuk pemakamannya di Pearland, Texas, AS, Selasa (9/6). Video CCTV yang diposting online pada 25 Mei, memperlihatkan George Floyd (46) memohon kepada petugas yang menangkapnya bahwa dia tidak bisa bernapas saat seorang petugas berlutut di lehernya. Pria kulit hitam tak bersenjata itu kemudian meninggal dalam tahanan polisi dan keempat petugas yang terlibat dalam penangkapan itu telah didakwa dan ditangkap.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Adik dari George Floyd, Philonise menyampaikan kesaksian di hadapan Kongres Amerika Serikat. Dalam teks kesaksian tersebut Philonise mengatakan ia sangat lelah dengan rasa sakit yang terasa setiap kali ada warga kulit hitam yang dibunuh tanpa alasan.

"Saya tidak bisa membantu George saat ia dibunuh, tapi mungkin dengan berbicara dengan Anda sekalian hari ini, saya dapat memastikan kematiannya tidak sia-sia, memastikan wajahnya lebih dari sekadar cetakan di kaus, namanya lebih daripada tercantum di daftar yang terus bertambah," kata Philonise, Kamis (11/6).

Baca Juga

Kematian Floyd yang dicekik dengan tekanan lutut oleh petugas polisi kulit putih di Minneapolis memicu unjuk rasa besar-besaran di Amerika dan Eropa. Floyd menjadi wajah perlawanan terhadap rasialisme dan diskriminasi polisi. Philonise Floyd mengatakan George selalu berkorban untuk keluarganya dan bahkan orang asing.

Ia kerap membantu orang lain, Philonise menyebut kakaknya 'raksasa kami yang lembut'. Ia mengatakan hingga akhir hayatnya George selalu bersikap dengan sopan. Philonise mengatakan hal itu dapat dilihat dalam video pembunuhan George.