REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bek Crystal Palace, Patrick van Aanholt mengajak untuk memerangi rasialisme. Dia menyebut terluka dan kesal akibat kematian George Floyd yang tewas di tangan petugas polisi kulit putih Amerika Serikat.
Van Aanholt termasuk vokal dalam menyampaikan dukungannya pada gerakan anti rasis. Dia pun siap membawa protes ketika kompetisi Liga Primer Inggris kembali.
"Senang melihat begitu banyak persatuan dari orang kulit hitam dan putih. Senang mendapatkan begitu banyak cinta dan dukungan," kata van Aanholt dilansir dari laman Sky Sports, Kamis (11/6).
Dia merasa kesal melihat sendiri video George Floyd. Menurut dia, 2020 menjadi tahun yang sangat berat untuk dunia. van Aanholt pun merasa sedih karena diskriminasi rasisme masih terjadi 2020.
Meski berkulit hitam, van Aanholt mengaku tidak merasakan diskriminasi. Bahkan sejak masih di Belanda dan kini pindah Inggris.
"Saya beruntung, saya tidak punya banyak pengalaman. Bagiku itu tidak masalah, saya bersyukur tidak terjadi, dan kami semua perlu mendukung," kata van Aanholt.
Van Aanholt pun mengajak pemain lainnya saat laga perdana Crystal Palace untuk bertekuk lutut di awal laga. Gerakan itu sebagai tanda apresiasi seperti yang dilakukan di Bundesliga dan beberapa klub saaat latihan.
"Semua orang, bukan hanya para pemain, manajer, dan seluruh klub. Para pemain kulit putih pun ingin membantu," katanya.