REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah kembali mengingatkan bagi orang tua atau warga yang memiliki relasi dengan balita di rumahnya, agar benar-benar menjalankan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebutkan, balita positif Covid-19 ditularkan oleh orang dewasa di sekitarnya yang memiliki mobilitas tinggi.
"Keprihatinan kita untuk anak balita yang terinfeksi. Ini ditularkan orang dewasa yang memiliki mobilitas tinggi. Karenanya, mari kita bukan hanya berpikir aman untuk diri sendiri. Pastikan kita aman untuk keluarga agar kita tidak menjadi sumber penularan," jelas Yuri dalam keterangan pers, Kamis (11/6).
Pasien positif Covid-19 berusia balita memang cukup banyak di Indonesia. Di Jawa Timur saja sampai awal Juni ini, terdapat setidaknya 50 balita yang tertular Covid-19. Rinciannya, 22 anak berjenis kelamin laki-laki, dan 28 anak berjenis kelamin perempuan.
Jika rentang usia anak-anak yang terinfeksi virus corona dinaikkan menjadi umur 0 hingga 9 tahun, jumlahnya lebih banyak lagi. Yakni, mencapai 130 anak. Perinciannya, 71 anak berjenis kelamin laki-laki dan 59 anak berjenis kelamin perempuan. Dari total pasien anak tersebut, tercatat ada satu pasien yang meninggal dunia.
Sebelumnya, Yuri menyampaikan terjadi penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 979 orang dalam 24 jam terakhir. Angka ini menurun dibanding penambahan kasus pada Rabu (10/6) kemarin dengan 1.241 kasus baru dalam satu hari. Total kasus positif Covid-19 di Indonesia sampai Kamis (11/6) sebanyak 35.295 orang.
Jawa Timur kembali menjadi provinsi dengan penambahan kasus positif Covid-19 tertinggi pada hari ini, yakni 297 kasus baru. Kemudian disusul Sulawesi Selatan dengan 141 kasus baru, DKI Jakarta dengan 128 kasus baru, Kalimantan Selatan dengan 69 kasus baru, dan provinsi lain dengan jumlah penambahan kasus yang lebih rendah.
Yuri menjelaskan, angka penambahan kasus positif yang masih cukup tinggi disebabkan pelacakan kontak atau contact tracing yang semakin agresif dilakukan oleh Dinas Kesehatan di daerah. Tracing sendiri dilakukan kepada seluruh pihak yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien positif Covid-19.
"Kalau kemudian kita rinci lebih lanjut pada masing-masing provinsi, spesimen yang kita terima lebih banyak spesimen dari contact tracing yang saat ini agresif dilakukan Dinkes," jelasnya.