REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memutuskan mempercepat penerbitan instrumen investasi Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI017 karena melihat likuiditas dana masyarakat yang tinggi. Seharusnya, ORI017 dirilis pada Oktober yang dipercepat menjadi pertengahan Juni, tepatnya Senin (15/6).
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, kebijakan ini diambil berdasarkan masukan dari Mitra Distribusi Surat Berharga Negara (SBN).
Mereka menyebutkan, masyarakat atau investor saat ini memiliki kelebihan dana yang dapat diinvestasikan. Di sisi lain, masyarakat tetap ingin instrumen investasinya dapat dicairkan sewaktu-waktu apabila ada kebutuhan mendesak.
"Makanya, kita tawarkan ORI017," tutur Deni dalam diskusi online, Jumat (12/6).
Semula, Kemenkeu ingin merilis Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR010 pada Juni. Tapi, karakteristik SBR yang tidak dapat dialihtangankan hingga dua tahun dinilai Deni kurang menarik untuk kebutuhan masyarakat sekarang. Oleh karena itu, penawaran instrumen ORI yang bersifat dapat diperdagangkan (tradable) dipercepat.
ORI memiliki holding period atau masa di mana investor belum boleh memindahbukukan kepemilikan ORI-nya yang ditetapkan selama dua periode pembayaran kupon. Artinya, investor baru dapat melakukannya mulai 15 September di secondary market atau pasar sekunder. "Harganya akan tetap menarik," kata Deni.
Dalam menerbitkan SBN Ritel, Deni menekankan untuk memprioritaskan aspek kemudahan dan keterjangkauan. Ia ingin, masyarakat bisa membeli instrumen ini semudah membeli pulsa telepon, seperti yang pernah digambarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait pembayaran pajak.
Untuk mencapai hal tersebut, para mitra distribusi memberikan fasilitas platform elektronik atau e-SBN untuk pemesanan. "Jadi, kalau masyarakat terbiasa bertransaksi melalui e-commerce, pasti bisa investasi di ORI," ucap Deni.
Selain itu, Kemenkeu juga mempertimbangkan sisi keterjangkauan. Deni mengatakan, karena itu, pihaknya menetapkan minimum pemesanan yang rendah yakni Rp 1 juta per orang.
Pemerintah resmi menawarkan ORI017 secara online (e-SBN) ke investor pada Senin (15/6) pukul 09.00 WIB hingga Kamis (9/7) pukul 10.00 WIB. Investor dapat membeli ORI017 dengan minimum pemesanan Rp 1 juta hingga maksimum Rp 3 miliar.
Hasil penjualan ditetapkan pada Senin (13/7) dengan pembayaran kupon dilakukan tanggal 15 setiap bulan. Pembayaran kupon pertama kali dilakukan pada 15 Agustus.