Jumat 12 Jun 2020 23:49 WIB

KPAI: Orang Tua Perlu Pahami Bahaya dan Pencegahan Covid-19

Orang tua perlu memberikan pengertian kepada anak tentang situasi pandemi Covid-19.

Ilustrasi Penyebaran Virus Corona
Foto: MgIT03
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan orang tua perlu memahami bahaya terkait pandemi Covid-19 dan cara pencegahannya sehingga mereka bisa memberikan contoh perilaku yang benar kepada anak, menghadapi tatanan kehidupan normal baru.

"Dengan pemahaman tersebut orang tua harus bisa melihat situasi dan kondisi," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti  di Jakarta, Jumat (12/6).

Ia mengatakan terpapar atau tidaknya seorang anak dari Covid-19 sangat bergantung pada pemahaman dan kemampuan orang tua untuk membaca potensi bahaya penyakit tersebut di lingkungan sekitar.

Jika orang tua dapat mengetahui bahwa situasi di sekitarnya belum aman dari paparan Covid-19, maka semestinya mereka tidak membawa anak ke tempat-tempat untuk berisiko tinggi terpapar virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

"Jadi tergantung orang tuanya menurut saya. Kalau merasa bahwa kondisi sekitar kasusnya masih tinggi, jangan bawa anak ke mal. Jangan bawa anak ke rumah ibadah (sementara waktu). Jangan dibawa begitu saja," kata Retno.

"Jadi, terkait dengan kenormalan baru ini, orang tua harus melihat situasi dan kondisi. Sehingga mereka bisa melepas anak ketika kondisinya bagaimana," kata dia lebih lanjut.

Kemudian, selain perlunya orang tua membaca situasi dan kondisi, orang tua juga perlu memberikan pengertian kepada anak tentang kemungkinan situasi terburuk jika anak tidak mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, rutin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak ketika berinteraksi dengan orang lain.

Dengan demikian, anak akan berpikir dan menyadari perlunya menaati protokol kesehatan agar tidak tertular penyakit Covid-19.

"Kasih tahu ke anak, apalagi yang kecil. 'Kalau kamu sakit dan diisolasi di rumah sakit, nanti enggak bisa ditemani mama. Kamu akan sendirian'. Jadi akhirnya dia akan berpikir, daripada berpisah sama mama, daripada harus sendirian di rumah sakit. Akhirnya mereka memilih untuk mau mengikuti aturan. Jadi kesadaran itu yang harus dibangun," demikian kata Retno.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement