REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- John Fury, ayah dari petinju kelas berat Tyson Fury, meyakini dirinya bisa mengalahkan Mike Tyson. John, meski kini bertubuh gempal, menilai dirinya dalam kondisi fisik yang lebih prima dibandingkan Mike Tyson.
"Tapi aku tahu satu hal, dia (Mike Tyson) tidak dalam kondisi yang lebih baik daripada aku. Aku berada dalam bentuk yang bagus karena aku hidup lebih baik, aku hidup lebih bersih," kata John sebagaimana dilansir Daily Star, Sabtu (13/6).
Mike Tyson sendiri dilaporkan telah mulai menjalani latihan berat. Hal ini dilakukan seiring mulai hangatnya pembicaraan soal kemungkinan petinju pensiunan itu untuk kembali ke atas ring.
Iron Mike, begitu julukan Tyson, tak diragukan lagi adalah salah satu petinju kelas berat terhebat sepanjang masa. Ia terkenal karena kecepatannya dan KO yang mematikan. Kini, di usia 53 tahun, ia siap kembali bertarung.
Adapun para calon lawannya yang mulai didengungkan adalah Evander Holyfield dan Shannon Briggs. Tyson Fury juga jadi lawan potensial Mike Tyson.
Tetapi, John Fury (56 tahun), menganggap dirinya bakal lebih baik dibandingkan putranya dalam hal melawan Mike Tyson. Menariknya, John mengakui ia sengaja memberi awalan nama anaknya dengan akhiran nama Mike Tyson.
Hal itu baginya adalah sesuatu yang bagus untuk memulai pertarungan melawan Iron Mike. Namun yang terpenting, John merasa lebih prima dibandingkan Si Leher Beton.
"Aku tidak minum, tidak merokok, aku tidak melakukan hal-hal yang seharusnya tidak aku lakukan dan aku berlatih setiap hari," kata John.
John mengakui, baik dirinya maupun Si Leher Beton, kini sama-sama tidak dalam bentuk tubuh ideal seorang petinju. "Aku terlihat gemuk seperti babi, tapi aku bisa berlari sepuluh mil," katanya.
Ia pun yakin bakal bisa memberikan perlawanan sengit terhadap Mike Tyson. "Aku akan memberikan segalanya. Aku akan melakukan yang terbaik yang aku bisa. Aku tidak akan takut untuk masuk ring, aku tidak akan dikalahkan sebelum aku mulai. Aku akan memberikannya pukulan terbaik," ucap John.
Ikuti Whatsapp Channel Republika