Rabu 17 Jun 2020 16:46 WIB

Kuartal II 2020, Kinerja Ekonomi Diprediksi Minus 3,4 Persen

Ekonomi kembali membaik pada kuartal IV juka tidak ada second wave.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pedagang menerapkan jarak fisik saat berjualan di Pasar Perumnas Klender, Jakarta, Selasa (16/6). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,4 persen pada kuartal dua 2020.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah pedagang menerapkan jarak fisik saat berjualan di Pasar Perumnas Klender, Jakarta, Selasa (16/6). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,4 persen pada kuartal dua 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,4 persen pada kuartal dua 2020. Hal ini disebabkan oleh kemunculan pandemi Covid-19 secara masif dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan prediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 menjadi periode terburuk di Indonesia, seperti yang diprediksi Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Baca Juga

"Ekspektasi kita sama yaitu kuartal II adalah kuartal yang relatif paling dalam menurut kami. Kalau pemerintah memprediksi minus 3,1 persen, kami sudah sejak 1 bulan lalu membuat forecast bahwa kuartal II akan terkoreksi minus 3,4 persen,” ujarnya saat Media Breafing Virtual Bank Mandiri, Rabu (17/6).

Kendati demikian, Andry menganggap, adanya kebijakan lanjutan dimana pemerintah mulai melakukan pelonggaran PSBB dengan protokol kesehatan yang ketat dapat mendorong aktivitas beberapa sektor ke depannya. Sehingga hal ini bisa menggerakkan kembali perekonomian. Ditambah adanya stimulus fiskal dan moneter sudah mulai ditingkatkan oleh pemerintah dan otoritas serta regulator.

"Respons kebijakan fiskal melalui stimulus dan moneter sudah tepat karena di tengah kondisi saat ini jika responsnya tidak tepat, bayangan kami Indonesia tidak akan jadi tujuan dari global flows (arus modal asing)," ungkapnya. 

Ke depan Andry memprediksi, perekonomian Indonesia masih punya peluang dapat pulih kembali pada kuartal tiga 2020, dengan pergerakan mendekati nol persen, yakni minus 0,95 persen. Lalu, mulai kuartal empat 2020 pemulihan sesungguhnya akan mulai berjalan dengan pertumbuhan ekonomi bisa pada posisi 1,62 persen.

"Perekonomian domestik masih punya visi recovery dengan catatan tidak ada second wave di Indonesia. Kalau tidak ada PSBB lagi, potensi perbaikan ini ada kuartal IV. Namun kalau terjadi second wave memang pemulihan ekonominya bisa tidak lebih cepat dari kuartal IV," jelasnya.

Oleh sebab itu, menurutnya penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 pada periode new normal menjadi kunci utama. Adanya langkah ini, menurutnya Indonesia punya peluang besar tak mendapatkan gelombang kedua seperti yang terjadi di Selandia Baru dan China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement