Kamis 18 Jun 2020 11:47 WIB

Trump Disebut Minta Bantuan Xi Jinping Menangkan Pilpres AS

Trump disebut telah meminta bantuan Presiden China Xi Jinping untuk menangkan pilpres

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut telah meminta bantuan Presiden China Xi Jinping untuk menangkan pilpres. Ilustrasi.
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut telah meminta bantuan Presiden China Xi Jinping untuk menangkan pilpres. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut telah meminta bantuan Presiden China Xi Jinping untuk membantunya memenangkan pilpres AS pada November mendatang. Hal itu diungkap mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton dalam bukunya yang berjudul The Room Where It Happened: A White House Memoir.

Dalam bukunya, Bolton mengungkapkan bahwa Trump dan Xi melakukan pertemuan di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, tahun lalu. “Trump, yang menakjubkan, mengalihkan pembicaraan ke pemilihan presiden AS mendatang, menyinggung kemampuan ekonomi China dan memohon kepada Xi untuk memastikan dia menang,” tulis Bolton dikutip laman South China Morning Post, Rabu (18/6).

Baca Juga

Menurut Bolton, Trump telah menekankan tentang pentingnya petani dan meningkatkan pembelian kedelai serta gandum China dalam hasil pemilihan. Bolton hendak menuliskan kata-kata yang diungkapkan terkait hal tersebut dalam bukunya. Namun dia menyebut proses tinjauan pra-publikasi pemerintah memutuskan sebaliknya.

“Percakapan Trump dengan Xi tidak hanya mencerminkan ketidakcocokan dalam kebijakan perdagangannya, tapi juga pertemuan di benak Trump tentang kepentingan politiknya sendiri dan kepentingan politik AS. Trump mencampuradukkan masalah pribadi dan nasional, tidak hanya pada masalah perdagangan, tapi di seluruh bidang keamanan nasional,” tulis Bolton.

Buku The Room Where It Happened: A White House Memoir rencananya dirilis pada 23 Juni mendatang. Namun Departemen Kehakiman AS telah mengajukan gugatan terhadap Bolton pada Selasa (17/6).

Mereka berupaya menyetop penerbitan buku tersebut. Hal itu karena Bolton dianggap telah melanggar perjanjian non-pengungkapan yang ditandatanganinya sebelum menjabat sebagai penasihat keamanan nasional AS.

Trump telah melancarkan serangan terhadap Bolton. Menurutnya, Bolton telah melanggar undang-undang dengan mencantumkan berbagai informasi rahasia dalam bukunya. “Ini adalah informasi yang sangat rahasia dan dia tidak memiliki izin,” ujarnya.

Kendati demikian Trump membantah informasi terkait dirinya yang ditulis Bolton dalam bukunya. Itu termasuk keputusannya meminta bantuan Xi Jinping untuk memenangkan pilpres AS mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement