REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah menetapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan dalam rentang 4,5 persen hingga 5,5 persen melalui Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2021. Tapi, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, prediksi tersebut juga masih mengandung ketidakpastian.
"Masih meluasnya penyebaran pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan berakhir menyebabkan penetapan asumsi pertumbuhan ekonomi sangat diliputi ketidakpastian," tuturnya dalam Rapat Paripurna dengan agenda Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi atas KEM PPKF RAPBN TA 2021, Kamis (18/6).
Sri mengatakan, perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun depan diasumsikan dapat ditopang oleh konsumsi masyarakat, investasi dan perdagangan internasional yang berangsur pulih. Khususnya setelah pukulan terberat akibat Covid-19 mulai mereda. Selain itu, tidak adanya pukulan kedua atau second wave dari penyebaran Covid-19.
Untuk mencapai proyeksi, Sri menjelaskan, sebagian program pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan pada tahun ini masih akan dipertahankan untuk menjaga momentum pertumbuhan. Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) juga menjaga inflasi pada tingkat yang terkendali untuk memulihkan daya beli masyarakat.
Selain itu, pemerintah masih meneruskan dan memperkuat program bantuan sosial yang komprehensif. Tujuannya, mendorong pemerataan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan, terutama untuk mereka yang berpenghasilan rendah.
Sri menyebutkan, kinerja perekonomian nasional dari produksi juga diharapkan mulai pulih seiring normalisasi kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini akan didukung berbagai insentif dunia usaha dan reformasi perbaikan iklim investasi fundamental untuk melanjutkan momentum pertumbuhan dan memperkuat transformasi ekonomi.
Sri memastikan, pemerintah pusat dan daerah, akan terus memulihkan proses normalisasi aktivitas sosial ekonomi dengan tetap menjaga keamanan dari ancaman Covid-19. "Proses ini akan terus berlangsung dan dijaga hingga tahun depan sampai dunia berhasil menemukan pengobatan atau vaksin Covid yang diharapkan akan menyembuhkan dan mengembalikan secara penuh kehidupan masyarakat secara normal kembali," ujar mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.