Kamis 18 Jun 2020 16:34 WIB

DPR Bentuk Tim Pengawas Pemulihan Ekonomi dan Hukum

Pembentukan dua tim itu disepakati dalam rapat Paripurna DPR RI.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua DPR Aziz Syamsuddin
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua DPR Aziz Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR RI membentuk Tim Pengawas (Timwas) Pemulihan Ekonomi dan Penegakkan Hukum. Pembentukan dua tim itu disepakati dalam rapat Paripurna DPR RI yang digelar pada Kamis (18/6).

Dalam rapat paripurna tersebut, pimpinan rapat, yakni Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin menjelaskan pembentukan ini telah melewati mekanisme dan peraturan DPR RI nomor 1/2020 tentang Tata Tertib berkenaan dengan rapat pengganti Badan Musyawarah. Ia menanyakan kesetujuan 288 anggota yang hadir atas pembentukan kedua tim tersebut. 

Baca Juga

"Berdasarkan hal tersebut karena itu, terhadap tim yang telah kami samapaikan di atas dapat disetujui?" ujar Aziz yang dijawab setuju oleh para anggota dewan. 

Aziz pun mengetuk palu tanda pembentukan kedua tim sudah disepakati. Pembentukan ini sesuai dengan rapat konsultasi pengganti Bamus yang telah diselenggarakan oleh pimpinan fraksi pada tanggal 16 Mei 2020 lalu.

Adapun pada rapat paripurna ini DPR mendengar tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi. Sembilan fraksi pada rapat paripurna sebelumnya telah menyampaikan pandangan terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan fiskal RAPBN 2021. 

Berdasarkan catatan dari kesekjenanan DPR RI, Rapat Paripurna dihadiri 288 anggota, 217 secara fisik dari sembilan fraksi Partai Politik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement