REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melihat sektor pariwisata Indonesia memiliki peluang yang besar untuk tetap bergeliat di era New Normal. Pariwisata Indonesia dinilai masih bisa bertumbuh meski hanya bergantung pada pangsa pasar domestik.
"Berbeda dengan Thailand, Singapura dan Malaysia, ketergantungan Indonesia pada wisatawan mancanegara tidak setinggi mereka," kata Deputi Bidang Kebijakan Strategis, Kemenparekraf, R Kurleni Ukar, Kamis (18/6).
Kurleni mengatakan, Indonesia memiliki pangsa domestik yang besar dengan 300 perjalanan wisatawan pada 2019. Pangsa pasar ini menjadi buffer penurunan kunjungan wisatawan asing selama pembatasan aktivitas antar negara berlangsung.
Di sisi lain, menurut Kurleni, wisatawan Indonesia dinilai masih optimistis dalam melihat wabah dan masih berencana untuk berwisata. Keinginan untuk melakukan belanja atau spending pun masih tinggi.
Hal ini juga dibuktikan dengan pengeluaran konsumen Indonesia ditahan dalam bentuk tabungan (saving). Berdasarkan sebuah studi, Kurleni menyebutkan, giat wisata adalah hal pertama yang dilakukan ketika New Normal mulai diterapkan.
Peluang lain yang membuat sektor wisata dalam negeri tumbuh adalah keinginan untuk berwisata secara aman. Sehingga, menurut Kurleni, wisata domestik yang mengusung konsep kesehatan akan menjadi preferensi masyarakat.