REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Jamaah di Masjid Agung Indramayu menggelar sholat sunah Gerhana Matahari Cincin, Ahad (21/6). Pelaksanaan sholat sunah itu dengan tetap menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
Sholat sunah gerhana tersebut dilakukan setelah sholat Ashar berjamaah di Masjid Agung Indramayu. Sebagaimana pelaksanaan sholat lainnya di masjid tersebut, para jamaah diwajibkan memakai masker sebelum memasuki masjid. Shaf mereka pun berjarak.
Dalam khutbahnya, Ustaz Taufik Hidayah, SAg Msi selaku khatib, mengajak para jamaah untuk mensyukuri nikmat dari Allah SWT. Dia menyatakan, Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu dan mengatur alam semesta dengan sempurna, tanpa kekurangan sedikitpun.
"Allah SWT menakdirkan gerhana ini, walau (terjadinya hanya) sebentar, termasuk ke dalam ayat-ayat Allah SWT dan salah satu tanda kekuasaan-Nya," tutur Taufik.
Taufik pun mengajak para jamaah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta memperbanyak amal ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa iman dan takwa, manusia hanya seperti debu-debu yang beterbangan. "Gerhana matahari ini juga peringatan dari Allah SWT agar kita bertaubat dan selalu memohon perlindungan Allah SWT dari segala bencana," tutur Taufik.
Seperti diketahui, Kabupaten Indramayu menjadi satu-satunya daerah di Jawa Barat yang mengalami Gerhana Matahari Cincin, berupa Gerhana Matahari Sebagian, Ahad (21/6). Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, di Kabupaten Indramayu, gerhana tersebut dimulai pada pukul 15.11.50,7 WIB.
Sedangkan puncak gerhana, terjadi pada pukul 15.14.07,8 WIB dan berakhir pada pukul 15.16.45,5 WIB. "Durasi gerhana yang teramati di Indramayu adalah 4 menit 54,8 detik," kata Faiz.