REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Defisit transaksi berjalan (current account deficit /CAD) Amerika Serikat (AS) pada kuartal pertama merosot ke level terendah selama hampir dua tahun terakhir. Pandemi Covid-19 membatasi aliran barang dan jasa, sementara perusahaan terus melakukan repatriasi di negara asal menjadi faktor penyebabnya.
Akhir pekan lalu, Departemen Perdagangan AS mengatakan, defisit transaksi berjalan yang mengukur aliran barang, jasa dan investasi ke dalam dan luar negeri, tergelincir 0,1 persen menjadi 104,2 miliar dolar AS. Seperti dilansir di Reuters, hal ini menjadi nilai terkecil sejak kuartal kedua 2018. Penurunan impor melampaui penurunan ekspor.
Defisit neraca berjalan tersebut mewakili 1,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal pertama, kontribusi terkecil sejak kuartal ketiga 2017.
Ekonom senior AS di Oxford Economics New York James Watson mengatakan, angka-angka ini memperkuat prospek perdagangan yang mengerikan. Ia memperkirakan, volume impor dan ekspor akan turun ke tingkat rekor baru pada tahun ini.
"Dengan permintaan global yang jatuh lebih jauh dari permintaan domestik, kami perkirakan transaksi berjalan melebar tajam pada kuartal kedua," kata Watson.
Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS mengaitkan sebagian penurunan tersebut merupakan dampak Covid-19. Banyak bisnis beroperasi pada kapasitas terbatas atau menghentikan operasi sepenuhnya dan pergerakan pelancong lintas batas menjadi semakin terbatas.
Tercatat, kinerja ekspor mencapai titik terendah dalam 10 tahun pada April. Hal ini yang menjadi dasar para ekonom memperkirakan pelebaran defisit neraca hingga 120 miliar dolar AS pada kuartal kedua.
Pada kuartal pertama, ekspor barang dan jasa serta pendapatan yang diterima dari warga asing turun 47,5 miliar dolar AS, penurunan terbesar dalam 11 tahun terakhir, menjadi 902,2 miliar dolar AS. Ini menjadi level terendah sejak kuartal ketiga 2017.
Di sisi lain, impor barang dan jasa serta pembayaran pendapatan ke warga asing turun 47,7 miliar dolar AS menadi 1,01 triliun dolar AS. Nilai tersebut juga menjadi terendah sejak kuartal ketiga 2017, dengan penurunannya terbesar sejak kuartal pertama 2009.