Rabu 24 Jun 2020 13:18 WIB

Perseteruan dengan Nus Kei Bermula Saat John Kei di Penjara

Persoalan tanah tersebut sudah muncul sejak John Kei masih di Lapas Nusakambangan.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah tersangka dihadirkan saat rilis di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6). Dalam keterangannya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, keributan yang terjadi pada Ahad (21/6) hingga terjadi penyerangan kelompok John Kei kepada Nus Kei karena permasalahan keluarga, terkait ketidakpuasan pembagian uang hasil penjualan tanah. John Kei dan 29 anggota kelompoknya ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus pembunuhan, perusakan dan kasus pengeroyokan di Duri Kosambi, Jakarta Barat dan Green Lake City, Cluster Australia, Cipondoh, Kota Tangerang. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah tersangka dihadirkan saat rilis di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6). Dalam keterangannya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, keributan yang terjadi pada Ahad (21/6) hingga terjadi penyerangan kelompok John Kei kepada Nus Kei karena permasalahan keluarga, terkait ketidakpuasan pembagian uang hasil penjualan tanah. John Kei dan 29 anggota kelompoknya ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus pembunuhan, perusakan dan kasus pengeroyokan di Duri Kosambi, Jakarta Barat dan Green Lake City, Cluster Australia, Cipondoh, Kota Tangerang. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, perseteruan antara John Kei dan Nus Kei bermula dari penjualan tanah di Maluku. Yusri mengungkapkan, persoalan tanah tersebut sudah muncul sejak John Kei masih mendekam di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

"Ada perkara tanah yang saat itu memang John Kei minta tolong kepada Nus Kei untuk segera diuruskan karena John Kei pada saat itu ada di Nusakambangan," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Rabu (24/6).

Setelah menjalani masa hukumannya, menurut Yusri, John Kei menerima kabar bahwa uang hasil penjualan tanah tersebut telah dicairkan. Dia kemudian meminta uang hasil penjualan itu yang menjadi bagiannya. Namun, Nus Kei mengaku belum menerima uang tersebut.

"Si John Kei merasa dikhianati oleh Nus Kei dengan permasalahan yang ada. Menurut John Kei sudah dibayar, tapi menurut Nus Kei belum," ungkap Yusri.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, motif penyerangan kelompok John Kei di dua lokasi berbeda pada Ahad (21/6) dilatarbelakangi masalah pribadi antara John Kei dan Nus Kei. Nana menyebut, John Kei merasa kecewa terhadap Nus Kei, yang juga masih memiliki hubungan keluarga dengan dirinya, karena pembagian uang hasil penjualan tanah tidak merata.

"Dilandasi atau berdasarkan masalah pribadi antara John Kei dan Nus Kei terkait adanya ketidakpuasan dalam hal pembagian uang hasil penjualan tanah. Jadi, ini masalah pribadi sebenarnya awalnya," kata Nana dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (22/6).

John Kei kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Nus Kei dan anggotanya berinisial ER atau YDR. Hal itu terungkap setelah polisi memeriksa ponsel anak buah John Kei. Selain itu, anak buah John Kei diketahui terlebih dahulu mengirimkan ancaman melaui pesan singkat terhadap Nus Kei dan ER alias YDR.

"Kita membuka ponsel pelaku ini, di mana didapatkan ada perintah dari John Kei ke anggotanya. Indikator dari pemufakatan jahat adanya perencanaan pembunuhan terhadap Nus Kei dan ER atau YDR," ungkap Nana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement