REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Rezim Zionis Israel diperkirakan sedang mengalami krisis serius yang mengarah pada kehancuran. Hal ini disampaikan Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf, Rabu (24 Juni).
Qalibaf mengatakan rezim Zionis yang palsu ini sedang menghadapi krisis kehancuran dari dalam. Ia menyatakan perdana menteri Israel dan rezimnya sudah terjebak krisis internal selama berbulan-bulan.
Qalibaf membuat pernyataan ini dalam pertemuan dengan Duta Besar Palestina untuk Iran, Salah Al-Zawawi, Rabu. Qalibaf menegaskan masalah Palestina adalah masalah Islam, bukan sekadar masalah politik.
Iran kembali mengungkapkan komitmennya untuk mendukung Palestina dan melawan rezim pendudukan Israel. Hal ini sesuai dengan prinsip Revolusi Islam Iran dan sikap Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei.
Rezim Zionis membayangkan pemuda Palestina akan melupakan sejarah dan tanah air mereka. Namun, tujuh dekade setelah pendudukan Palestina, generasi muda Palestina menjadi lebih bertekad melestarikan nilai-nilai dan tujuan perjuangan mereka.
Al-Zawawi memberi selamat kepada Qalibaf atas pemilihannya sebagai ketua parlemen Iran. Kata dia, Iran adalah negara besar dan penting di kawasan itu.
Dia menambahkan setelah kemenangan Revolusi Islam, Pendiri Revolusi Islam Imam Khomeini mengimplementasikan rencana yang menantang plot AS-Zionis.
Al-Zawawi menunjukkan rencana Amerika-Zionis tidak hanya terbatas pada Palestina, tetapi juga mencakup Yordania, Suriah, Libanon, Irak, dan sebagian Arab Saudi.
Dengan menerapkan plot ini, rezim Zionis setelah memperluas wilayahnya dan Imam Khomeini mencegah rezim itu mencapai tujuannya.
Dia merujuk pada membangun persatuan di dunia Islam dan membebaskan Palestina sebagai tujuan utama. Akhirnya, kata Al-Zawawi, musuh-musuh pun memerangi Iran sampai sekarang.
Menunjuk pada upaya yang dilakukan AS dan rezim Zionis Israel untuk mencegah persatuan di antara umat Islam, Al-Zawawi menyuarakan kepastiannya tentang datangnya keruntuhan Israel.
BACA JUGA: Rabi Yahudi: Kami Yahudi Bukan Zionis Israel Penjajah
Ikuti Whatsapp Channel Republika