Kamis 25 Jun 2020 16:08 WIB

Positif Covid-19 di Indonesia Tembus 50 Ribu Kasus

Dengan tambahan 1.178 kasus, total pasien positif Covid-19 menjadi 50.187 orang.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Dadang Kurnia/ Red: Andri Saubani
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Foto: BNPB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus positif Covid-19 yang dideteksi hingga hari ini telah mencapai angka 50.187 orang. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan, pada hari ini pertambahan kasus baru yakni sebanyak 1.178 orang.

“Hari ini kita melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 19.510 spesimen. Sehingga total yang kita periksa akumulatif sampai dengan sekarang adalah 708.962 spesimen. Dari pemeriksaan ini kasus positif naik menjadi 1.178 sehingga totalnya adalah 50.187 orang,” jelas Yurianto saat konferensi pers, Kamis (25/).

Baca Juga

Sedangkan kasus sembuh pada hari ini mencapai 791 orang, sehingga total kasus sembuh mencapai 20.449 orang. Sementara pertambahan kasus meninggal pada hari ini sebanyak 47 orang dan menjadikan total kasus meninggal sebanyak 2.620 orang.

“Kabupaten kota yang terdampak 446 di 34 provinsi, dan kita tetap melakukan pemantauan pada ODP sebanyak 37.294 orang dan PDP sebanyak 13.323 orang,” tambahnya.

Yurianto mengatakan, sebanyak 17 provinsi hari ini melaporkan adanya kasus di bawah 10 dan lima provinsi melaporkan tak ditemukannya penambahan kasus baru. Menurutnya, pertambahan kasus baru di sejumlah daerah ini disebabkan karena adanya kontak erat antarmasyarakat tanpa adanya perlindungan masker. Selain itu, mereka juga tak menjalankan protokol kesehatan dengan baik.

“Dari penyelidikan epidemiologi yang dilakukan terhadap beberapa provinsi yang kita sebut di atas sebagian besar kontak erat masih dijalankan, tanpa perlindungan masker. Tidak menjaga jarak. Inilah fakta yang kemudian menyebabkan kasus-kasus positif masih tinggi di beberapa tempat,” jelas Yurianto saat konferensi pers, Kamis (25/6).

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam paparannya di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini, mengungkap rendahnya kesadaran masyarakat Surabaya Raya dalam menerapkan protokol kesehatan. Kepada Jokowi, Khofifah memaparkan hasil survei Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair).

Hasil survei menunjukkan, tingkat kepatuhan masyarakat Surabaya Raya di tempat ibadah masih rendah. Di mana, 70 persen di antaranya masih enggan mengenakan masker, dan tidak menjaga jarak sebesar 84 persen.

"Kemudian di pasar tradisional, masyarakat yang tidak menggunakan masker 84 persen. Tidak physical distancing 89 persen. Ada juga di tempat tongkrongan, 88 persen tidak bermasker, 89 persen tidak jaga jarak. Ini hasil dari IKA FKM Unair," ujar Khofifah.

Khofifah mengatakan, rendahnya tingkat kepatuhan masyarakat Surabaya Raya ini membuat pihaknya kesulitan mengendalikan penyebaran Covid-19. Di mana rate of transmission (Rt) atau tingkat penularan di kawasan Surabaya Raya sempat berada di bawah angka 1, kembali naik setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir.

"Kami sempat mendapatkan kebahagiaan ketika tanggal 9 Juni (satu hari setelah PSBB Surabaya Raya berakhir) sebetulnya rate of transmission di Jawa Timur sudah 0,86 persen, tapi kemudian ada kenaikan kembali pada tanggal 24 kemarin menjadi 1,08 persen," ujar Khofifah.

photo
Masker Tiga Lapis WHO - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement