REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom menemukan quasar (inti galaksi jauh) berukuran amat besar yang diduga berasal dari awal penciptaan semesta. Quasar itu memiliki lubang hitam berukuran 1,5 miliar lebih besar dari matahari.
Para astronom menyebut Quasar itu dengan J1007+2115 yang jenisnya cuma ada dua dari periode kosmologi serupa. Quasar dianggap objek paling energetik di semesta. Astronot penasaran kapan quasar hadir dalam sejarah semesta.
Quasar tersebut pertama ditemukan dari teleskop di Hawai. Alhasil, quasar itu dinamai Pōniuāʻena sesuai bahasa Hawai artinya sumber kreasi tak terlihat yang berputar. Penamaannya merupakan hasil diskusi 30 guru di Hawai bersama lembaga astronomi setempat.
Berdasarkan teori terkini, quasar digerakkan oleh lubang hitam super besar. Quasar mendapat energi seiring lubang hitam yang menyerap materi seperti debu, gas atau bintang. Bentuk energi dapat terlihat yang berubah menjadi cahaya cerah.
Lubang hitam super besar itu menjadikan Pōniuāʻena sebagai objek terjauh dari bumi yang punya lubang hitam seukuran 1 miliar matahari. Dari penelitian terakhir disebutkan cahaya dari Pōniuāʻen baru tiba di bumi setelah menempuh jarak 13,02 miliar tahun. Saat ini cahaya dari Pōniuāʻena diperkirakan sudah menyentuh jarak 700 juta tahun ke bumi setelah terjadinya dentuman besar.
"Pōniuāʻena jadi monster pertama di jenisnya yang kami tahu. Waktunya terlalu singkat bagi Pōniuāʻena untuk berkembang dari lubang hitam kecil hingga sebesar sekarang," kata penulis laporan tentang Pōniuāʻena, Jinyi Yang dari Universitas Arizona dilansir dari phys.org pada Sabtu (27/6).
Anggota tim peneliti lainnya, Xiaohui Fan merasa heran akan betapa besarnya ukuran Pōniuāʻena. Menurutnya, ukuran Pōniuāʻena mestinya tak sebesar itu ketika semesta masih baru tercipta.
"Temuan ini menjadi tantangan besar dalam teori formasi lubang hitam dan perkembangan di masa awal semesta," ujar Fan.
Pōniuāʻena ditemukan lewat pencarian sistematis terhadap quasar terjauh. Tim peneliti memulainya dengan kombinasi area survei besar lewat teknologi DECaLS yang menggunakan kamera energi hitam. Kemudian didukung survei penginderaan yang menggunakan kamera lebar dan teleskop infra merah.
TAKE