Ahad 28 Jun 2020 18:23 WIB

Chatib Basri: Reformasi Perlu Dimulai dari Hal Kecil

Banyak pelaku reformasi melakukannya dengan hal yang sulit.

 Ekonom Chatib Basri hadir dalam Investor Gathering 2017 Indonesia Eximbank di Jakarta, Selasa (7\2).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ekonom Chatib Basri hadir dalam Investor Gathering 2017 Indonesia Eximbank di Jakarta, Selasa (7\2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyarankan agar ketika membicarakan kebijakan publik jangan melupakan reformasi. Reformasi harus dimulai dari hal paling kecil serta sederhana.

"Reformasi itu bisa dimulai dari sesuatu yang sangat sederhana di bawah kendali kita," ujar Chatib Basri dalam peluncuran daring Think Policy Society di Jakarta, Ahad (28/6).

Baca Juga

Menurut ekonom tersebut, satu hal yang seringkali dilupakan ketika membicarakan kebijakan publik adalah soal bagaimana melakukan reformasi. Salah satu persoalan yang menarik adalah dalam banyak kasus, kebijakan publik merupakan kombinasi dari seni dan pengetahuan.

"Teori dalam kebijakan publik dan ekonomi itu bicara bagaimana reformasi bermanfaat untuk sebuah negara, tetapi tidak pernah berbicara bagaimana reformasi itu bisa dilakukan," katanya.

Chatib Basri menyampaikan ketika reformasi itu berhasil dan dibuatkan kisah suksesnya atau success story maka langkah ini akan mendapatkan dukungan politik. Ketika dukungan politik yang diperoleh semakin besar, maka bisa melakukan reformasi yang besar dan kompleks.

Terkadang pihak-pihak yang ingin melakukan reformasi terlalu bersemangat dan memulai suatu reformasi dengan hal yang sulit dan butuh perjuangan luar biasa. Padahal modal politik mereka tidak cukup.

Dengan demikian perlu disadari bahwa ketika modal politik yang dimiliki terbatas, maka harus menciptakan kisah sukses, harus membuat agar mendapatkan dukungan politis dengan tujuan reformasi ini bisa dijalankan.

"Masalah yang dialami akademisi, pakar kebijakan dan pihak-pihak lainnya yang berkaitan dengan kebijakan publik adalah ketika mereka mengusulkan atau mengajukan sebuah reformasi kemudian reformasinya tidak berjalan dengan baik, maka mereka menyalahkan politisi," kata Menteri Keuangan periode 2013-2014 tersebut.

Padahal, lanjut dia, yang harus dilakukan adalah bagaimana memicu atau mendorong politisi bahkan pemimpin untuk melakukan reformasi. Ini yang Chatib Basri harapkan dari generasi muda seperti teman-teman dari Think Policy Society bisa datang dengan ide dan gagasan baru.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement