REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laba bersih perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami koreksi pada kuartal I 2020. Dari 296 emiten yang sudah menyampaikan laporan keuangannya, terjadi penurunan laba bersih sebesar 19,71 persen menjadi Rp 63,4 triliun secara agregat.
Meski demikian, dari sisi pendapatan, kondisi di Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Berdasarkan data BEI, pendapatan rerata emiten dalam negeri masih tumbuh 1 persen.
"Memang net income turun tetapi revenue kita dibandingkan dengan periode yang sama ada pertumbuhan revenue 1 persen," kata Direktur BEI Inarno Djajadi, Jumat (26/6).
Inarno mengungkapkan Singapura mengalami penurunan pendapatan hingga 16 persen. Sedangkan Malaysia dan Thailand masing-masing tumbuh negatif sebesar 5 persen dan 2 persen.
Adapun perhitungan kinerja keuangan saat ini masih terus berlangsung. Menurut Inarno, emiten masih diberikan waktu hingga akhir 30 Juni 2020 untuk menyampaikan laporan keuangan kuartal I 2020.
Dengam demikian, nilai perhitugan kinerja keuangan pun masih akan berubah. "Nilai perhitungan kinerja keuangan perusahaan tercatat ini akan terus bergerak, mengingat batas waktu penyampaian laporan keuangan kuartal I-2020 direlaksasi sampai dengan akhir 30 Juni 2020," tutup Inarno.