REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Arakan Rohingya National Organisastion (ARNO) mengapresiasi pemerintah dan penduduk Indonesia dalam menyelamatkan para pengungsi Rohingya yang terdampar di laut Aceh. Sebanyak 99 pengungsi Rohingya yang kebanyakan perempuan kini ditampung di Kantor Imigrasi Lhoksumawe.
"Kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada orang-orang dan pemerintah Indonesia atas upaya dermawan mereka menyelamatkan sekitar 100 pengungsi Rohingya yang terdampar dan berada dalam kesulitan di laut di Aceh," ujar pernyataan ARNO, Ahad (28/6).
ARNO merasa Indonesia sangat ramah memberi para pengungsi tempat berlindung sementara dan bantuan oleh dalil kemanusiaan. Menurut kelompok tersebut, bantuan Indonesia telah dianggap sebagai demonstrasi nyata dari persaudaraan, kepemimpinan dan gerakan kemanusiaan yang menonjol.
"ARNO meminta agar pemerintah Indonesia terus memberikan bantuan sementara sampai sumber daya yang memadai tersedia bagi para pengungsi untuk mendapatkan tempat berlindung yang aman dan sumber makanan," ujar ARNO.
Bantuan Indonesia di Aceh juga diharapkan agar Rohingya kembali ke rumah dengan cara yang aman dan bermartabat. Dalam hal ini, ARNO menyerukan kepada para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mengatasi akar penyebab krisis Rohingya dan masalah pengungsi.
"Untuk menekan pemerintah Myanmar mengakhiri genosida dan apartheid di Myanmar yang menyebabkan kondisi dalam menciptakan peluang bagi jaringan perdagangan gelap berkembang di wilayah yang mempengaruhi ASEAN dan negara-negara lain," kata ARNO.
Selain itu ARNO juga menyerukan untuk mendukung hak-hak orang Rohingya diakui secara hukum sebagai etnis minoritas di Myanmar, serta pemulihan kewarganegaraan penuh yang konsisten dengan kebangsaan etnis lain di Myanmar.
"Wilayah ini harus bersatu dalam menciptakan solusi jangka panjang yang memfokuskan upaya konkret dalam memberikan kerja sama timbal balik dan bantuan teknis untuk semua negara di kawasan untuk mengakhiri perdagangan manusia dan penyelundupan manusia yang terus terjadi," ujar ARNO.
Menurut ARNO, upaya-upaya di kawasan terus menjadi loyo dalam hal ini dan mendorong Rohingya kembali ke laut atau mencegah kapal dari docking tidak akan menghentikan atau mencegah perdagangan di laut lepas. ARNO pun meminta Amerika Serikat dan Uni Eropa membantu ASEAN untuk memastikan bahwa perjanjian internasional untuk menghentikan dan mencegah perdagangan manusia diberlakukan di Myanmar.
"Kami meminta semua negara untuk memberikan bantuan bagi program penegakan hukum yang sah, yang meliputi penuntutan pelaku, sehingga perdagangan manusia, kejahatan terhadap kemanusiaan dihentikan di wilayah tersebut," ujar pernyataan ARNO yang kantornya berbasis di Inggris.