REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepala daerah se-Jawa Tengah untuk tidak mengendurkan penanganan dan pencegahan Covid-19. Menurut presiden, ancaman Covid-19 sejatinya belum berakhir.
Pemerintah juga mencatat penambahan kasus harian masih tercatat cukup tinggi di beberapa provinsi. Kondisi ini harus tetap diwaspadai agar tidak muncul gelombang kedua penularan Covid-19
"Ancamannya masih tinggi, kondisinya juga berubah-ubah masih sangat dinamis. Kita harus menjaga jangan sampai muncul gelombang kedua. Jangan sampai muncul second wave. Saya titip, yang kita hadapi ini bukan urusan krisis kesehatan saja, tapi juga masalah ekonomi. Krisis ekonomi," jelas Jokowi saat memberikan arahan kepada seluruh bupati/walikota se-Jawa Tengah secara virtual dari Kantor Gubernur Jateng, Selasa (30/6).
Presiden pun meminta agar bupati dan wali kota meningkatkan sensitivitasnya dalam mengambil kebijakan terkait Covid-19. Misalnya, dalam membuka kembali perekonomian dan penerapan kebiasaan baru. Ia meminta seluruh kepala daerah berpijak di atas data dan kajian sains dalam setiap pengambilan keputusan.
"Saya titip jangan sampai membuka pada tatanan baru new normal tetapi tidak melalui tahapan-tahapan yang benar. Setiap kita membuat kebijakan, setiap membuat policy betul-betul tolong yang namanya data sains itu dipakai," katanya.
Presiden kemudian mengingatkan kembali soal pentingnya prakondisi terhadap suatu kebijakan adaptasi kebiasaan baru yang akan ditempuh. Sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara masif terutama mengenai sejumlah protokol kesehatan yang harus diikuti seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan atau keramaian, hingga menjaga imunitas tubuh.
Dalam kaitannya dengan sosialisasi mengenai protokol kesehatan kepada masyarakat, Jokowi meminta pemerintah setempat untuk melibatkan elemen masyarakat dan tokoh-tokoh agama untuk turut menyosialisasikan pentingnya mengenakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak aman.
Penentuan prioritas terhadap sektor-sektor aktivitas mana yang dapat dibuka kembali secara bertahap juga harus disiapkan secara matang. Sektor dengan risiko penularan rendah tentunya akan didahulukan dibanding sektor-sektor lainnya. Semua itu juga harus melalui sejumlah tahapan-tahapan pertimbangan terlebih dahulu.
Selain itu, semua kebijakan penanganan pandemi maupun adaptasi kebiasaan baru harus diambil dengan terlebih dahulu melihat data dan fakta di lapangan. Masukan dari para pakar juga harus dijadikan pertimbangan tersendiri.