Sabtu 04 Jul 2020 00:41 WIB

Manfaat Vaksinasi untuk Diri Sendiri dan Orang Lain

Vaksinasi memiliki banyak manfaat, termasuk menurunkan angka kejadian penyakit.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang dokter mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan imunisasi kepada anak di Puskesmas Cisalak Pasar, Depok, Jawa Barat, Rabu (24/6/2020). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak orang tua agar tidak menunda pemberian imunisasi pada anak yang masih harus menerima imunisasi lengkap meskipun di masa pandemi Covid-19 guna meningkatkan kekebalan tubuh dalam mencegah penyakit tertentu.
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Seorang dokter mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan imunisasi kepada anak di Puskesmas Cisalak Pasar, Depok, Jawa Barat, Rabu (24/6/2020). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak orang tua agar tidak menunda pemberian imunisasi pada anak yang masih harus menerima imunisasi lengkap meskipun di masa pandemi Covid-19 guna meningkatkan kekebalan tubuh dalam mencegah penyakit tertentu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga saat ini, masih ada orang saja yang enggan melakukan imunisasi atau vaksinasi dengan berbagai alasan. Padahal, vaksinasi memiliki banyak manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Apa saja manfaatnya?

Menurunkan angka kejadian penyakit

Baca Juga

Dokter spesialias anak RS Pondok Indah Bintaro Jaya dr Caessar Pronocitro SpA menjelaskan, vaksinasi memiliki banyak manfaat. Vaksinasi bisa menurunkan angka kejadian penyakit.

Jika merujuk pada data global, angka kejadian pertusis pada 1980 mencapai 1.982.355. Pada 2016. setelah vaksinasi dilakukan dalam jangka panjang, angkanya turun 94 persen menjadi 123.003.

Begitu juga dengan penyakit polio. Awalnya menncapai 53 ribu. Pada 2016, kasusnya turun 99 persen, hanya tersisa 42 kasus. Difteri turun 93 persen, rubella turun 96 persen, tetanus (total) turun 89 persen, dan tetanus (neonatal) turun 85 persen.

"Seluruh data ini jelas membuktikan bahwa setelah melakukan program vaksinasi, angka kejadian penyakit jauh menurun," jelasnya dalam acara Live webinar yang diselenggarakan RSPI, Rabu (1/7).

Dengan vaksinasi, menurut Caessar, daya tahan tubuh kita sudah dapat melawan apabila terjadi infeksi sesungguhnya. Daya tahan tubuh kita sudah memiliki memori untuk melawan virus atau bakteri maka tidak jadi sakit.

Caessar mengatakan, bukti keampuhan vaksinasi salah satunya adalah penyakit cacar (smallpox) yang sudah berhasil dimusnahkan pada tahun 1980. Padahal, sebelum tahun 1980, pada 1900-an, penyakit ini sempat mewabah dan menimbulkan banyak korban jiwa.

Dengan vaksinasi smallpox, maka penyakit ini berhasil dimusnahkan. Kalau penyakit sudah berhasil dieradikasi, maka vaksinasi tidak lagi dibutuhkan.

"Sekarang sudah tidak ada lagi vaksin cacar karena penyakitnya sudah hilang."

Menciptakan kekebalan tubuh kelompok (herd immunity)

Herd immunity atau kekebalan kelompok penting untuk melindungi orang lain yang rentan terhadap penyakit. Contohnya, individu dengan imunitas yang menurun atau menjalani kemoterapi.

Sangat penting bagi mereka berada di sekitar orang yang sudah diimunisasi, sehingga risiko tertular penyakit menjadi kecil. Apabila cakupan vaksinasi rendah dan kekebalan kelompok tidak terbentuk outbreak atau kejadian luar biasa bisa terjadi. Kasus difteri dan hepatitis A yang belum lama ini terjadi bisa terjadi.

Melindungi orang-orang di sekitar kita

Vaksinasi juga dapat melindungi orang-orang di sekitar kita. Contohnya, vaksin rubella. Vaksin ini penting diberikan walaupun infeksinya tidak berat.

Anak atau orang dewasa yang terinfeksi rubella memang hanya akan mengalami gejala ringan yang sembuh sendiri. Namun, apabila infeksi rubella terjadi pada ibu yang sedang hamil, risikonya bisa fatal dan janin yang dikandung bisa mengalami kecacatan (katarak bawaan, kelainan jantung, ketulian, gangguan mental, dan lainnya).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement