REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – DPR meminta maskapai dapat menjual harga tiket lebih murah agar dapat memicu peningkatan wisatawan nusantara (wisnus) dan mancanegara (wisman). Namun, hal itu sulit dilakukan maskapai.
Direktur Utama Garuda Idonesia Irfan Setiaputra menilai bukan hal yang mudah lagi saat ini bagi maskapai untuk menjual tiket murah. "Kalau diminta diskon lagi harga yang rendah mungkin klasifikasi kita sebentar lagi menjadi makin sulit," kata Irfan dalam saat menghadiri rapat panja pemulihan pariwisata dengan Komisi X DPR, kemarin.
Irfan menegaskan memberikan harga murah bagi masyarakat memang penting. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu dipahami mengenai keadaan industri penerbangan saat ini. Irfan mengatakan industri penerbangan tengah mengalami pukulan yang sangat besar semenjak pandemi Covid-19, bahkan penumpang Garuda Indonesia tinggal 10 persen saja.
"Banyak maskapai bangkrut, di dekat kita ada Thai Airways. Jadi tidak usah terlalu kaget kalau dalam waktu dekat ada maskapai di Indonesia yang tidak tahan lagi," ungkap Irfan.
Untuk itu, Irfan menilai yang paling penting saat ini yaitu melakukan pemulihan secepatnya. Irfan mengatakan jika industri penerbangan pulih maka secara otomatis juga akan terasa bagi industri pariwisata.
Sebelumnya, Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa mengatakan sebelum Covid-19 muncul permasalahan sulit mendatangkan wisnus dan wisman. "Wisatawan ini hanya sampai satu titik saja, dia tidak bisa menjelajah Indonesia karena biaya penerbangan sangat tinggi," ungkap Ledia.
Ledia meminta maskapai dapat memberikan harga yang lebih kompetitif dan murah di daerah super prioritas. Dengan begitu, menurutnya para wisatawan tidak akan merasa over spending.
"Ini bagaimana kita membuat sutau sistem dapat memberikan dukungan kepada industri penerbangan tapi juga memberikan insentif lebih murah kepada wisatawan," tutur Ledia.