REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan Melbourne memang perlu ditutup atau lockdown sehubungan dengan penyebaran virus corona. Ia berjanji akan terus menyalurkan bantuan ke usaha yang terdampak lockdown kedua selama enam pekan.
Negara bagian Victoria mengambil keputusan itu setelah angka kasus infeksi virus corona di Melbourne meningkat. Morrison mengatakan tim medis pemerintah federal setuju keputusan lockdown harus diambil.
"Saya berharap ini tidak terlalu lama, saya harap periodenya sependek mungkin," kata Morrison, Rabu (8/7).
Morrison mengatakan Australia memiliki tujuh negara bagian lainnya. Proses pelonggaran kebijakan pembatasan sosial di negara bagian-negara bagian itu tetap berlangsung. Dalam 24 jam Negara Bagian Victoria kembali melaporkan 134 kasus baru.
Pemerintah menilai meningkatnya jumlah kasus baru virus corona karena banyak yang melanggar peraturan yang mewajibkan pengunjung melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Negara Bagian Victoria menanggapinya dengan menutup penerbangan kedatangan di bandara Melbourne selama dua pekan.
Morrison mengatakan ia ingin mengurangi jumlah warga Australia, pemukim permanen dan orang asing yang masih diperbolehkan masuk ke bandara-bandara Australia karena tekanan dari hotel-hotel yang menyediakan tempat karantina.
Sebelumnya, Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews mengatakan penerapan lockdown itu memang berat untuk diambil, tapi diperlukan. "Kita harus jelas satu sama lain bahwa (pandemi) ini belum berakhir. Berpura-pura bahwa itu karena kita semua ingin ini selesai bukanlah jawabannya. Itu memang bagian dari masalah," kata Andrews.