REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung lonjakan angka positive rate Covid-19 di DKI Jakarta yang naik dari 4-5 persen menjadi 10,5 persen. Jokowi pun meminta agar kenaikan angka kasus positif Covid-19 ini menjadi evaluasi dan perhatian jajarannya.
“Kondisi seperti di Jakarta laporan terakhir yang saya terima angka positive rate-nya melonjak dari 4 sampai 5 sekarang sudah 10,5 persen. Tolong betul-betul dijadikan perhatian,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7).
Jokowi meminta agar seluruh jajarannya juga melakukan evaluasi terhadap kenaikan kasus positif Covid dalam beberapa hari terakhir ini. Kasus positif pada Ahad kemarin pun telah mencapai 1.681 kasus dan pada Kamis lalu sempat menyentuh rekor hingga 2.657 kasus yang disumbang oleh kluster di Secapa AD.
Karena itu, Jokowi menginstruksikan agar pelaksanaan pelacakan, pengujian sampel, dan juga perawatan pasien covid semakin masif dilakukan khususnya di delapan provinsi. Yakni di Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Papua.
“Tetap ada konsen kita untuk memasifkan 3T testing, tracing, dan treatment dengan prioritas saya minta ini diberikan prioritas khusus untuk yang testing tracing dan treatment ini di delapan provinsi yaitu Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut, dan Papua,” ujar Jokowi.
Provinsi DKI Jakarta pada Ahad (12/7) mencatat rekor, lonjakan kasus Covid-19 selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi dengan 404 kasus baru positif Covid-19. Terkait hal itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mengingatkan kepada warga Jakarta dan yang beraktivitas di Jakarta, untuk kembali mentaati protokol kesehatan bila tidak ingin semua aktivitas di Jakarta kembali dibatasi seperti masa awal PSBB pada Maret lalu.
"Hari Ini hari Minggu 13 Juli 2020, Dinas Kesehatan melaporkan angka kasus baru yang muncul di Jakarta dalam seminggu terakhir ini kita tiga kali mencatat rekor baru penambahan harian. Dan hari ini adalah yang tertinggi sejak kita menangani kasus di Jakarta. Ada 404 kasus baru, tidak boleh dianggap enteng," tegas Anies dalam video pers kepada wartawan, Ahad (12/7).
Anies mengaku, memang sebagian besar dari penambahan kasus harian ini adalah karena gencarnya Pemprov DKI melakukan pendekatan yang disebut sebagai active case finding. Artinya, Pemprov DKI tidak lagi menunggu pasien di fasilitas kesehatan, tapi Puskesmas mengejar kasus positif di masyarakat.
Jadi, lanjut Anies, saat ini pihaknya bukan lagi pasif, namun di Jakarta pihaknya secara aktif melakukan pelacakan lalu melakukan tes. Dari situ kemudian mereka yang ditemukan positif dilakukan disolasi. Diakui dia pendekatan ini pun angkanya tetap tinggi, walaupun pihaknya sudah melakukan peningkatan kemampuan tes.
"Saat ini kemampuan tes PCR di Jakarta per minggu itu sudah tiga kali lipat dari standar yang ditetapkan oleh WHO, dan kita akan terus meningkatkan kapasitas testing kita," imbuhnya.