Senin 13 Jul 2020 19:32 WIB

LAZ Harfa 1 Tahun Bangun Desa Mandiri di Lebak

Desa Mandiri diharapkan memberikan banyak manfaat dan tepat sasaran

MAI Foundation bersama LAZ Harapan Dhuafa menggagas Desa Mandiri di Lebak.
Foto: LAZ Harapan Dhuafa
MAI Foundation bersama LAZ Harapan Dhuafa menggagas Desa Mandiri di Lebak.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Desa Mandiri merupakan desa yang digagas oleh MAI Foundation bersama LAZ Harapan Dhuafa. Yakni dengan melakukan kegiatan promosi kesehatan (promkes), dimana masyarakat diberikan edukasi, sosialisasi dan pendampingan terkait kesehatan secara berkesinambungan.

Selama 1 tahun ini, sudah banyak program yang dilakukan. Baik membuat tempat CTPS, perbaikan dan pengelolaan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah), dan program utama yaitu CLTS (Community LED Total Sanitation).

Baca Juga

Selain program-program tersebut, ada juga program yang bertujuan untuk membangun kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, yaitu dengan dibentuknya KKM (Kelompok Keuangan Mikro), termasuk juga program bedah rumah.

Beberapa program yang ditinjau pada saat kunjungan yaitu kegiatan promkes di Kampung Cimerak, kegiatan pemicuan CLTS di Kampung Cimereme, perkembangan dan aktifitas KKM Al Ikhlas Amal Sentosa, KKM Cisumur Berkah Indah di Kampung Cisumur. Meninjau SAB (Sarana Air Bersih) di Kampung Babakan dan di Kampung Cisape serta kunjungan bedah rumah Bapak Acang di Kampung Cimurutu. Kunjungan ini dilakukan selama dua hari yaitu 9 hingga 10 Juli 2020.

photo
MAI Foundation bersama LAZ Harapan Dhuafa menggagas Desa Mandiri di Lebak. - (LAZ Harapan Dhuafa)

Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Utama MAI Foundation Erwin Setiawan, Direktur Utama LAZ Harapan Dhuafa Indah Prihanande, Kepala Puskesmas Prabugantungan H Deden dan jajarannya yaitu, Bidan Widyawati bidang Promosi Kesehatan, Bidan Rostin Bidang Sanitarian, Bidan Sulisawati bidan Desa serta Kepala Desa dan jajarannya.

Erwin Setiawan selaku direktur utama MAI mengatakan program Desa Mandiri yang bekerjasama dengan LAZ Harapan Dhuafa, ia berharap program yang diinisiasi ini bisa memberikan banyak manfaat dan tepat sasaran serta membawa perubahan yang lebih baik di masyarakat.

"Kami telah menginisiasi desa mandiri bersama LAZ Harfa kurang lebih 1 tahun ini. Hari ini ada kegiatan CLTS dimana masyarakat diberikan edukasi untuk hidup sehat dengan menerapkan sanitasi yang baik, karena itu adalah pintu kemandirian. Alhamdulillah, sekarang ada perubahan perilaku masyarakat yang dibarengi dengan perubahan tingkat kesejahteraan masyarakat," katanya.

Bantuan berasal dari dana ZIS masyarakat melalui LAZ Harfa diharapkan tepat sasaran, tepat kebutuhan. Kunjungan ini memotivasi untuk melanjutkan kerjasama, sehingga program tuntas dengan berzakat untuk memenuhi membantu masyarakat yang membutuhkan.

Sedangkan Indah Prihanande Direktur Utama LAZ Harapan Dhuafa, memberikan penjelasan terkait program Desa Mandiri yang dibangun atas kerjasama dengan MAI Foundation, ia menjelaskan bahwasanya jauh sebelum Covid-19 melanda dunia dan menjadi pandemi, MAI Foundation bersama LAZ Harapan Dhuafa telah melakukan sebuah gerakan penyadaran kesehatan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi untuk masyarakat, sehingga masyarakat setidaknya bisa lebih siap dan sigap menghadapi kondisi seperti ini, merek sudah terbiasa untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan tidak terlalu terguncang oleh kelesuan ekonomi.

Jauh hari sebelum dunia digemparkan oleh wabah Covid-19, kami (LAZ Harapan Dhuafa dan MAI Foundation) telah melakukan gerakan penyadaran kesehatan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat desa. Agar masyarakat secara sadar dan mandiri menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan mereka, serta lebih efisien dan mandiri dalam mengelola keuangan mereka melalui KKM. Ternyata hal ini sungguh berpengaruh besar saat pandemi Covid-19 melanda.

"Setidaknya mereka sudah terbiasa untuk menerapkan PHBS dan mereka punya cadangan keuangan disaat kondisi ekonomi yang sedikit lesu dan terganggu akibat Covid-19 ini,” katanya dalam siaran pers.

Yanti seorang warga Desa Cisumur yang juga bendahara SAB (Sarana Air Bersih), menceritakan pengalamannya sebelum kehadiran program MAI Foundation dan LAZ Harapan Dhuafa, betapa masih banyak kebiasan warga yang melakukan BABS yang disebabkan jauhnya akses air bersih bagi mereka.

"Sebelum ada MCK & SAB ini biasanya kalau mau buang air besar (BAB) atau mau ngambil air jauh hampir 1 km, ini juga yang jadi salah satu penyebab kebiasaan BABS, tapi sekarang Alhamdulillah sekarang kalau mau ambil air bersih sudah dekat di depan rumah. Terimakasih MAI dan Harfa," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement