REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Tissa Biani menjadi Duta Festival Film Indonesia (FFI) 2020. Dia bergabung dengan para aktor/aktris lain seperti Reza Rahadian, Chicco Jerikho, dan Laura Basuki, menjadi duta termuda tahun ini.
Para aktor dan aktris tersebut sama-sama pernah memenangkan Piala Citra. Reza Rahadian mendapat empat Piala Citra, tiga di antaranya untuk kategori pemeran utama terbaik serta kategori pemeran pendukung pria terbaik di film Perempuan Berkalung Sorban.
Chicco Jerikho memenangkan Piala Citra untuk kategori pemeran utama pria terbaik pada FFI 2014 lewat film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku. Laura Basuki meraih Piala Citra kategori pemeran utama wanita terbaik lewat film 3 Hati, Dua Dunia, Satu Cinta.
Tissa Biani yang saat ini berumur 17 tahun juga pernah menorehkan prestasi dan menyabet Piala Citra. Dia memenangkan kategori penghargaan khusus untuk anak-anak melalui perannya di film 3 Nafas Likas rilisan 2014.
Jajaran aktor dan aktris itu akan membantu menyebarkan berbagai informasi kegiatan FFI 2020 kepada publik. Malam nominasi diharapkan tetap berjalan pada November mendatang, sedangkan malam penghargaan akan diadakan pada Desember.
Ketua Komite FFI 2020 Lukman Sardi memastikan pentingnya ajang penghargaan itu tetap hadir. Memasuki tahun ke-40 penyelenggaraan, Komite FFI berkomitmen agar apresiasi tertinggi terhadap insan perfilman Indonesia itu dijalankan optimal.
"Sangat penting tetap mengadakan Festival Film Indonesia (FFI) karena justru pada saat seperti ini kita tidak boleh berhenti berkarya. FFI menjadi semangat, kekuatan agar terus bergerak dalam situasi apapun," kata Lukman lewat pernyataan resminya.
FFI pertama kali diselenggarakan pada 1955, menjadi barometer perkembangan kualitas perfilman Indonesia. Melalui berbagai penghargaan yang diberikan, publik dan kalangan perfilman bisa mengetahui pencapaian terbaik yang dihasilkan pekerja film.
Dua tokoh perfilman pelopor FFI adalah Usmar Ismail dan Djamaluddin Malik. Sejak FFI 2014, Piala Citra kembali diubah kembali ke bentuk awalnya yakni rancangan Gregorius Sidharta dengan sedikit modifikasi ulang oleh seniman Dolorosa Sinaga.