Kamis 16 Jul 2020 15:01 WIB

Disdik: Kualitas SMK tidak Kalah Dengan SMA

SMK memiliki keunggulan dari segi keahlian bidang tertentu.

Siswa SMK (Ilustrasi). Kualitas Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) di Sumatera Barat tidak kalah dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Siswa SMK (Ilustrasi). Kualitas Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) di Sumatera Barat tidak kalah dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kualitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Sumatera Barat tidak kalah dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan, SMK memiliki keunggulan dari segi keahlian bidang tertentu.

"Pandangan bahwa tamatan SMK tidak bisa kuliah itu tidak sepenuhnya benar. Banyak juga tamatan SMK yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri ternama seperti tamatan SMA," kata Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Sumbar Joko Purnowo di Padang, Kamis (16/7).

Baca Juga

Menurut dia, lulusan SMK memiliki kesempatan yang sama untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan pada beberapa jurusan seperti teknik, lulusan SMK memiliki kelebihan karena telah punya dasar di sekolah menengah.

"Banyak juga lulusan SMK yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan lulus menjadi Pegawai Negeri Sipil," ujarnya.

Selama ini, kata Joko, masyarakat cenderung berfikir jika ingin anaknya segera dapat kerja, tanpa harus kuliah, maka masuk ke SMK. Anggapan itu juga tidak sepenuhnya salah karena di SMK siswa memang digembleng untuk mendapatkan kompetensi dalam bidang tertentu.

Keahlian yang dimiliki selepas dari SMK itu memang sudah memiliki standar yang bisa bersaing di dunia kerja. Wajar saja lulusan SMK bisa langsung mendapatkan kerja setelah tamat sekolah. Namun jika setelah lepas SMK ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, peluang itu tetap terbuka lebar.

Sebelumnya pada Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Sumbar 2020 terlihat kesenjangan yang cukup signifikan antara minat ke SMA dengan ke SMK. Untuk SMA, kuota yang disediakan sekolah rata-rata penuh, bahkan cukup banyak siswa yang 'tidak kebagian' sekolah sehingga dibuka penerimaan nonzonasi, terpisah dari PPDB.

Sementara untuk SMK, kuota yang disediakan cukup banyak yang kosong atau tidak terpenuhi. Untuk Kota Padang saja, masih tersisa sekitar 600 kuota pada beberapa SMK yang tidak terpenuhi. Joko Purnowo menengarai stigma yang salah bahwa kualitas SMK dinilai di bawah SMA, mempengaruhi minat tersebut.

Ia berharap stigma yang salah itu tidak terus berlanjut di tengah masyarakat.

Sementara itu Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan SMK sebenarnya memiliki banyak keunggulan. Jika lulusannya nanti ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi, bisa kuliah sambil kerja karena telah punya keahlian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement