REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Bank Indonesia menyebut program penjaminan bagi perbankan menjadi hal penting untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Pada kondisi new normal perbankan harus survival mode dengan melihat peluang, sehingga tercipta inovasi baru.
Deputi Gubenur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan saat ini regulator berupaya menyempurkan layanan digitalisasi sektor keuangan. Setidaknya kebutuhan teknologi dibutuhkan penguatan pada informasi dan telekomunikasi.
"Kita mulai dari beberapa sektor yang mempunyai impact tinggi dari sisi permintaan yang mampu menyerap tenaga kerja dan menyumbang ekonomi dalam jumlah besar," ujarnya saat acara Webinar Akurat.co, bertemakan "Peran Perbankan Memulihkan Perekonomian Saat New Normal", Jumat (17/7).
Menurutnya saat ini sektor perbankan Indonesia masih terbilang solid dengan indikator rasio-rasio keuangan yang baik. Penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi empat persen dapat segera menyesuaikan suku bunga, sehingga mampu memberikan insentif kepada pelaku usaha untuk berekspansi dan mengajukan fasilitas kredit baru.
Sementara Anggita Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menambahkan perbankan memiliki peran sangat besar karena menjadi tulang punggung atau kunci untuk recovery ekonomi. Hal ini mengingat semua sektor dunia usaha mengalami penurunan.
"Perbankan sebagai media intermediasi tentu mempunyai permasalahan yang harus diselesaikan. Mereka harus mendapat dana untuk disalurkan, peran pemerintah menjadi sangat penting," ucapnya.