Ahad 19 Jul 2020 13:09 WIB

Bamsoet: Pemulihan Ekonomi Sulit Jika Jawa Gagal Atasi Covid

Pulau Jawa masih menjadi mesin utama memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

Ketua MPR Bambang Soesatyo.
Foto: MPR
Ketua MPR Bambang Soesatyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan upaya pemulihan ekonomi tidak bisa dimulai jika kota-kota di Pulau Jawa yang jadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi terus menerus gagal menurunkan angka penularan Covid-19.

Menurut Bamsoet, semua aparatur pemerintah daerah di Pulau Jawa harus bekerja lebih keras mengajak masyarakat mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan.

Baca Juga

"Sebagaimana catatan Badan Pusat Statistik (BPS) hingga akhir 2019 lalu, Pulau Jawa masih menjadi mesin utama yang memacu pertumbuhan ekonomi nasional, disusul Sumatera," kata dia.

Kontribusi Pulau Jawa terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 59 persen. Oleh karena itu, menurut dia, kalau kota-kota di Jawa terus bergulat dan gagal menurunkan angka penularan Covid-19, akan menjadi masalah terhadap perekonomian nasional.

"Itu menjadi penanda sangat jelas bahwa perekonomian nasional sedang menghadapi masalah teramat serius. Sehingga proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua ini akan tumbuh minus 4,3 persen," katanya.

Memasuki pekan ketiga Juli 2020 ini, jeas Bamsoet, tampak begitu nyata upaya pemulihan masih sulit untuk dimulai. Hingga akhir pekan lalu, DKI Jakarta bersama Jawa Tengah dan Jawa Timur terus mencatatkan jumlah kasus Covid-19 terbanyak. Konsekuensinya, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pun terus diperpanjang.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia tersebut menyebutkan peningkatan signifikan jumlah kasus Covid-19 di Jawa maupun perpanjangan periode PSBB sudah pasti berdampak psikologis terhadap seluruh masyarakat. Banyak kalangan, termasuk pebisnis dan pedagang ragu-ragu untuk memulai lagi kegiatan usaha mereka. Masih ada jutaan pekerja yang belum bisa kembali bekerja karena banyak pemilik perusahaan tak mau mengambil risiko dari pandemik sekarang ini.

"Karenanya, para kepala daerah harus melihat persoalannya dengan lebih komprehensif. Setiap kebijakan atau langkah harus terfokus pada dua target. Pertama, upaya menurunkan angka penularan Covid-19, kedua, pemulihan ekonomi di daerahnya masing-masing," ujarnya

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement