Senin 20 Jul 2020 17:19 WIB

Selandia Baru Klaim Ekonomi Lebih Baik Dibanding Prediksi

Sudah 80 hari Selandia Baru tidak mencatat kasus Covid-19 dari penularan lokal

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Peta Selandia Baru
Foto: Google Map
Peta Selandia Baru

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Menteri Ekonomi Selandia Baru Grant Robertson mengatakan karena respons kesehatan dan ekonomi terhadap pandemi virus corona cukup cepat, perekonomian Negeri Kiwi lebih baik dibandingkan yang diprediksi sebelumnya.

"Ekonomi lebih baik dibandingkan yang diperkirakan dan lebih terbuka dibandingkan negara mana pun di dunia," kata Robertson, dalam konferensi pers, Senin (20/7).

Baca Juga

Pemerintah Selandia Baru mengumumkan rencana untuk menanggulangi gelombang kedua wabah virus corona. Mereka akan menyisihkan Dana Respons dan Pemulihan Covid-19 yang dianggarkan pada Mei lalu sebesar 9,16 miliar dolar AS.

"Kami ingin mengelola utang seketat mungkin dan tetap siap menghadapi hujan," katanya.

Robertson mengatakan pemerintah Selandia Baru tidak lagi mempertimbangkan strategi 'helikopter' dengan membagikan atau mendistribusikan langsung uang tunai pada masyarakat, salah satu cara yang sebelumnya dinilai dapat menstimulus perekonomian.

"Untuk ke depannya iya," jawab Robertson ketika ditanya apakah pemberian uang tunai tidak lagi dipertimbangkan.

Selandia Baru hanya melaporkan 1.204 kasus infeksi dan 22 kasus kematian terkait Covid-19. Negeri Kiwi dinilai berhasil menahan laju penyebaran. Sudah 80 hari Selandia Baru tidak mengumumkan kasus penularan di dalam negeri.

Walaupun sudah membuka kembali negaranya hingga ke tahap sebelum pandemi, Perdana Menteri Jacinda Ardern tetap  memperingatkan gelombang kedua wabah virus corona yang banyak terjadi di negara-negara lain. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement