REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah ditetapkannya awal Dzulhijjah dan Idul Adha oleh Kementerian Agama melalui sidang itsbat pada Selasa (21/7), Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan beberapa tuntunan sesuai Fatwa Majelis Tarhin dan Tajdid PP Muhammadiyah.
“Untuk puasa Arafah dan wukuf Arafah terjadi di hari yang sama, 9 Dzulhijjah,” ujar Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (22/7).
Dia menjelaskan, Nabi SAW dan para sahabat sudah terbiasa berpuasa sunah Arafah pada 9 Dzulhijjah meskipun tidak ada dan belum terlaksananya Wukuf di Arafah oleh umat Islam waktu itu. Mu’ti mengatakan pelaksanaan sholat Idul Adha di lapangan sebaiknya ditiadakan. Dia mengatakan, jika tetap ingin melaksanakan shalat Idul Adha, maka lebih baik dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga.
“Shalat Idul Adha dapat dilakukan di rumah masing-masing bersama anggota keluarga dengan cara yang sama seperti shalat Id di lapangan,” kata Mu’ti.