Rabu 22 Jul 2020 13:50 WIB

Sekjen Muhammadiyah: Sholat Id di Lapangan Sebaiknya tak Ada

Shalat Idul Adha bisa dilakukan di rumah bersama keluarga.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Sekjen Muhammadiyah: Sholat Id di Lapangan Sebaiknya tak Ada. Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Muti.
Foto: Republika/Prayogi
Sekjen Muhammadiyah: Sholat Id di Lapangan Sebaiknya tak Ada. Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Muti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah ditetapkannya awal Dzulhijjah dan Idul Adha oleh Kementerian Agama melalui sidang itsbat pada Selasa (21/7), Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan beberapa tuntunan sesuai Fatwa Majelis Tarhin dan Tajdid PP Muhammadiyah. 

“Untuk puasa Arafah dan wukuf Arafah terjadi di hari yang sama, 9 Dzulhijjah,” ujar Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (22/7). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, Nabi SAW dan para sahabat sudah terbiasa berpuasa sunah Arafah pada 9 Dzulhijjah meskipun tidak ada dan belum terlaksananya Wukuf di Arafah oleh umat Islam waktu itu. Mu’ti mengatakan pelaksanaan sholat Idul Adha di lapangan sebaiknya ditiadakan. Dia mengatakan, jika tetap ingin melaksanakan shalat Idul Adha, maka lebih baik dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga. 

“Shalat Idul Adha dapat dilakukan di rumah masing-masing bersama anggota keluarga dengan cara yang sama seperti shalat Id di lapangan,” kata Mu’ti.

Bagi yang berada di daerah aman atau tidak terdampak (zona hijau), shalat Idul Adha dapat dilakukan di lapangan kecil atau tempat atau ruang terbuka di sekitar tempat tinggal dengan beberapa protokol yang harus diperhatikan. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat (Sekjen PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, berdasarkan Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2020, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan kembali hasil hisab Dzulhijjah 1441 Hijriyah. 

Berdasarkan maklumat tersebut, 1 Dzulhijjah 1441 H jatuh pada Rabu Wage, 22 Juli 2020 Masehi. Sedangkan hari Arafah (9 Dzulhijjah 1441 H) jatuh pada Kamis Pahing, 30 Juli 2020 M.

“Idul Adha (10 Dzulhijjah 1441 H) jatuh pada Jumat Pon, 31 Juli 2020,” ujar Abdul Mu’ti saat dihubungi, Selasa (21/7). 

Keputusan ini sejalan dengan hasil ketetapan Kementerian Agama (Kemenag) untuk menetapkan awal Dzulhijjah 1441 Hijriyah di Gedung Kemenag pada Selasa (21/7) sore. Setelah dilakukan sidang isbat, Kemenag menetapkan hari raya Idul Adha jatuh pada Jumat, 31 Juli 2020.

"Dengan demikian hari raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah 1441 Hijriyah jatuh pada hari Jumat,  31 Juli 2020 Masehi, inilah hasil sidang isbat yang baru saja kita laksanakan dan kita sepakati bersama," kata Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi saat konferensi pers Sidang Isbat 1441 H.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement